Jakarta, BEREDUKASI.Com — “SAYA mencintai dunia videografi dan tengah terus belajar menjadi seorang Videografer Profesional,” terang pemuda bernama lengkap Muhammad Febrian Ramadhan, yang akrab dipanggil “Febri” atau “Febrian”.
Febri bercerita bahwa ia mempelajari videografi secara otodidak, ketika masih SMP dan bersekolah di Pondok Pesantren. Ia mengaku tertarik sebab videografi menurutnya merupakan kegiatan yang cukup menyenangkan.
“Hobi itu terus saya kembangkan, sehingga saya mulai mengenal lebih banyak tentang videografi dan berkesempatan untuk “ngabdi” di Pondok pesantren. Saya disamping menjadi tim yang mengatur persiapan acara acara pondok, sebagi videografer dan kemampuan saya semakin tersalurkan,” jelasnya.
Setelah 1 tahun mendapatkan ilmu dan pengalaman, kemudian Febri kuliah mengambil jurusan yang mempelajari mengenai Penyiaran. Dan ia semakin banyak belajar dan memperluas pengalaman.
“Pada awalnya saya mendapat Project Freelance dan seiring bergulirnya waktu. Saya pun mendapatkan kontrak kerja untuk menjadi videografer sebuah acara di 13 kota di Indonesia. Dari sana untuk pertama kalinya saya dapat berkunjung ke daerah-daerah yang ada di luar pulau Jawa. Mengenal keberagaman di masing-masing daerah seperti Kupang, Palangka raya, Manado, Aceh dan lainnya,” terangnya.
Pemilik tinggi badan 165 CM ini juga, bercita- cita untuk berkeliling Indonesia. Mengenal dan mengabadikan keunikan penghuni Indonesia yang indah.
“Sebab menurut saya banyak hal menarik dari masyarakat Indonesia yang hidup dalam perbedaan, keberagaman dalam kebahagiaan,” terangnya yang lahir di Jakarta 13 Februari 1994.
Mengenai hobi, penyuka warna merah dan biru. Serta penikmat mie ayam ini menceritakan, bahwa ia hobi jalan-jalan dan menikmati makanan. Karena kedua hal itu adalah sesuatu yang menyenangkan, saat dilakukan secara bersamaan.
“Saya berharap bisa lebih banyak mengenal keberagaman Indonesia dan mengabadikannya. Karena Indonesia itu indah,” terang pemilik motto “Orang lain bisa melakukan, kenapa kita gak bisa…?”.
Mahasiswa semester akhir di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam ini. Juga tengah sibuk menuntaskan tugas akhirnya menjadi freelance di bidang videografi.
“Sosok yang banyak menginspirasi saya adalah orangtua. Karena mereka sudah memberikan hal yang terbaik, semisal menyekolahkan saya di pondok pesantren, hingga ke Universitas Negeri,” tandasnya.
Bagi Febri, hidup adalah perjuangan menuju impian. Dalam memperjuangkan, pasti ada lika-liku yang harus dilewati. Dan kita harus tetap menjalani dengan jujur dan ikhlas. Karena memang tidak mudah untuk menggapai impian.
“Saya bisa belajar untuk lebih tangguh dalam menjalani kehidupan ini. Adalah karena saya ingin memberikan pembuktian kepada keluarga. Bahwa bukan hal yang mudah untuk menjadi Freelancer Videografi, pasti ada saja penolakan dari keluarga. Tapi menjadi videografer adalah mimpi yang harus saya perjuangkan. Karena saya cukup sering mengecewakan keluarga. Maka itu saya harus terus bersemangat, untuk meraih impian saya. Dan membuktikan bahwa saya bisa membanggakan keluarga lewat impian saya,” jelas bungsu dari 3 bersaudara.
Terakhir Febri juga sempat mengatakan bahwa menjadi Freelancer. Terkadang dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Karena pekerjaan tersebut dianggap tidak pasti, terkadang ada namun terkadang tidak ada. Tapi dengan selalu mengingat Tuhan, berserta dukungan orangtua dan keluarga, ia tetap bisa hidup mandiri. (Tiwi Kasavela)