FeaturedSeni Budaya

Dari Penampilan Duta Seni Kota Pasuruan. “Tarian “Trajeng” Sebuah Rekonstruksi Kisah Relasi Jawa-Tionghoa”……!

0

Jakarta, BEREDUKASI.Com — KEBERAGAMAN dan kebersamaan sejak dulu telah menjadi fondasi bagi masyarakat Pasuruan. Salasatu sosok yang menjadi simbol keberagaman dan kebersamaan tersebut, adalah “Nyai Roro Kinjeng”. Nyai Roro Kinjeng adalah puteri Kyai Tumenggung Onggojoyo, Bupati Pasuruan (1739 – 1793).

Nilai-nilai keberagaman dan kebersamaan ini, kembali dinarasikan melalui Seni Pertunjukan Tari bertajuk, “Trajeng” persembahan para Seniman dari Kota Pasuruan. Sebuah rekonstruksi kisah relasi Jawa–Tionghoa pembauran yang melahirkan sikap saling menghargai.

“Trajeng” itu akronim “Trah Kinjeng” silsilah kerabat Nyai Roro Kinjeng. Gambaran kesetiaan perempuan, jiwa patriot yang pada masanya mereka (relasi Jawa–Tionghoa) membaur, bahu-membahu, bersatu meraih kedamaian,” ujar Penata Tari, Parrisca Indra Perdana, S.Pd, M.Pd, pada acara Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur, di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indoenesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu (18/08/2019).

Kedatangan orang Tionghoa di Indonesia, kata Parrisca, memiliki sejarah panjang. Mereka datang membawa kebudayaan dari daratan Tiongkok. Setelah menetap di Nusantara mereka melakukan adaptasi dengan kebudayaan lokal.

“Inilah yang terjadi di daerah Pasuruan dan kota-kota lainnya di Jawa Timur,” ujar Sutradara, sekaligus Penata Tari dan Penata Musik Pertunjukan ini.

Selain tarian “Trajeng” sebagai pembuka, Duta Seni Kota Pasuruan ini juga menampilkan tarian “Takruk Maru” serta penampilkan para penyanyi yang membawakan sejumlah lagu daerah. Mengiringi Peragaan Busana Batik. Sebagai pertunjukan pamungkas, mereka juga penampilkan Drama Tari bertajuk, “Untung Suropati Merdika”.

Jika diruntut sejarah, perjuangan masyarakat di Jawa Timur, melampaui batasan suku dan agama. Dalam rangka memperjuangkan hak sebagai manusia bebas merdeka.

“Bagaimana dulu laskar Kapitan Sepanjang bersama keturunan Untung Surapati di Pasuruan. Mereka bertempur melawan penjajah VOC. Berjuang dalam kebersamaan tanpa memandang Suku dan Agama dalam perang kemerdekaan RI,” ujar Parrisca, yang menjelaskan. Bahwa pertunjukan mereka juga, sekaligus dalam rangka memperingat HUT Ke-74 Republik Indonesia. (Ramadhan Panjaitan)

admin

Rektor USB YPKP Dr. H. Asep Effendi Wujudkan Kampus Maju dan Lulusan yang Berkualitas…….!

Previous article

Pertunjukkan yang Disaksikan para Pejabat…..!

Next article

You may also like

More in Featured