Bandung, BEREDUKASI.Com — INI salasatu prinsip hidup. “Hidup Adalah Berkarya”, mungkin istilah ini ada benarnya, karena aktulisasi dari kehidupan adalah mereproduksi sesuatu yang baru.
Prinsip hidup manusia yang terus melaju ke arah yang lebih baik dari hari ke hari. Begitupun dengan Deki Mulyadi ST atau yang akrab disapa Deki.
Deki mencari pengalaman agar memiliki aktifitas produktif, dari sebagai pemain Angklung yang bisa keliling dunia, hingga merintis sebagai pengusaha “Terrarium”.
Lulusan Teknik Mesin ITENAS ini bercerita, bahwa setelah lulus kuliah di tahun 2009. Kemudian bergabung dalam sebuah grup musik “Etnik Modern” bernama “Ikreasindo”, beranggotakan 15 personal. Dan bernaung di bawah Kementrian Pariwisata.
Grup musik “Ikreasindo” ditunjuk untuk mempopulerkan budaya bangsa bersama grup pendukung lainnya ke luar negeri. Dan dari aktivitasnya sebagai pemain Angklung, Deki sudah mengelilingi banyak negara. Diantaranya Malaysia, Jepang, Laos, Thailand, Cina, Inggris, Yunani, Belgia, Belanda, Italia, New Zealand, Australia, Amerika dan masih banyak negara yang pernah disinggahi.
Disana tim seni budaya dari Indonesia ini, hadir ini dalam acara-cara seperti penyambutan tamu khusus kenegaraan, pertemuan antar negara, perayaan HUT RI dan lain sebaginya.
“Saya semakin mencintai Angklung, sekaligus bangga ketika bisa menampkannya di luar negeri. Saya melihat penghargaan dan apresiasi yang tinggi dari orang-orang di negara sana. Mereka kagum dengan alat musik dari bambu yang bisa menghasilkan banyak lagu,” tutur Deki yang terlihat ceria.
Deki juga bertutur, selain bisa “unjuk kabisa”, bisa jalan-jalan di negara yang dikunjungi. Salasatu negara yang paling membuatnya berkesan adalah Jepang. Karena sejak awal Deki bercita-cita ingin pergi ke Jepang dan dapat terlaksana karena profesinya sebagi pemain Angklung.
“Saya belajar sesuatu ketika melihat kebudayaan yang lain. Di Jepang, saya perhatikan bahwa budaya disiplinnya sangat tinggi, kemudian masyarakatnya dibebaskan untuk mengeksplorasi segala hal.” ujar ayah dari satu anak ini.
Ketika ditanya hal apa yang membuat Deki cukup konsisten dalam bermain Angklung…?
“Semua bermula dari kegemaran. Saya sendiri mengaku tidak memiliki kemampuan dasar bermain musik. Sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk menghafalkan satu lagu dengan iringan Angklung. Namun seiring bergulirnya waktu, semuanya jadi terbiasa,” jawab Deki tegas.
“Banyak orang yang kuliah di jurusan seni. Namun sayang ketika tidak ada untuk mengaplikasikannya. Tentunya saya berharap, semoga banyak yang serius dan fokus di bidang seni budaya. Hal ini akan memberikan dampak yang positf juga untuk mereka,” timpalnya lagi.
Deki juga merasa prihatin jika ada orang yang memandang sebelah mata dengan alat musik tradisional. Padahal kebudayaan adalah warisan yang tidak ternilai harganya.
Seiring bergulirnya waktu, ketika aktifitas Deki tidak terlalu sibuk dengan bermain Angklung. Pada tahun 2016 mulai mencoba berbisnis tanaman “Kaktus Hias” yang di beri nama “Bandung Terrarium”. Dimana Deki sebagai “Agripreneur” dan “Creativepreneur”. Juga aktif dalam berbagai kegiatan yang positif.
“Rumah saya kebetulan ada di Cihideung Lembang. Sering melihat para petani bercocok tanam. Akhirnya tertarik berbisnis tanaman “Kaktus Hias”. Akhirnya belajar dari para petani bunga itu. Kemudian membuat “Terarrium” dengan upaya sendiri dan memasarkannya juga sendiri,” jelas Deki.
Deki juga memilih “Terarrium”, karena dia melihat prospek yang baik untuk berbisnis. Selain belum banyak yang menjualnya. Deki juga melihat bahwa “Terrarium”, dapat menjadi alternatif bagi orang yang tidak memiliki lahan besar. Namun ingin mendapat relaksasi mata dan “Terrarium” adalah salasatu solusinya.
“Selian membuat produk lebih menarik untuk dipasarkan, saya juga tergabung dengan komunitas “Infinity Literasi Center”. Serta mulai merintis untuk mengajarkan kepada anak-anak untuk mengenal jenis tanaman, juga untuk menumbuhkan jiwa yang kreatif sejak dini,” papar pria kelahiran, 22 November 1985 ini.
Ketika diulas alasan Deki menjadi pengusaha. Dia memberikan komentar, bahwa profesi pengusaha itu menarik dan sesuai dengan karakternya. Lebih utama Deki menyukai pekerjaan yang lebih fleksibel, tidak menjenuhkan, tidak menyita waktu dan dapat membuatnya bebas dalam melakukan beragam aktifitas.
“Menjadi pengusaha juga melatih mental untuk menghadapi setiap kendala. Belajar cara memecahkan masalah dan siap untuk mengalami kerugian. Hal tersebut merupakan proses yang cukup nikmat untuk dijalani.” tutur Deki yang ditemui BEREDUKAAI.Com, di Lantai UG no 4, Lucky Squere Bandung, beberapa waktu yang lalu.
Deki berharap banyak hal yang bermanfaat yang dapat dia berikan untuk kehidupan. Tentu bukan hanya untuk dirinya sendiri lewat “Bandung Terrarium”. Tetapi ingin berkontribusi lebih dalam membangun kesadaran untuk mencintai tanaman dan lingkungan. karena hal tersebut, sangat dekat dan penting bagi kehidupan manusia. (Tiwi Kasavela)