BANDUNG, BEREDUKASI.COM — BILA anda pernah melintas dan melihat Gereja Kristen Immanuel Jemaat Gloria di Jl. Moch. Toha, Kota Bandung, ada peristiwa bersejarah yang terjadi di sana.
Ya, dulunya kawasan yang dikenal sebagai Area Industri yang dipenuhi hilir-mudik truk ekspedisi berukuran besar ini. Menjadi tempat pertama yang menyebarkan berita kemerdekaan Republik Indonesia, Agustus 77 tahun lalu.
Di tempat itulah, istilah Radio Republik Indonesia diperdengarkan untuk mengganti Radio Hoso Kyoku. Pimpinan siaran Radio Hoso Kyoku, R.A Darja yang pertama kali mengucapkan kalimat ikonik ‘Di sini Bandung, Siaran Radio Republik Indonesia’. Hingga kini, kalimat itu masih mengudara.
Dihimpun dari berbagai sumber, sejumlah pemuda Bandung pada 77 tahun silam berjuang untuk menyiarkan kabar Kemerdekaan Indonesia melalui radio. Pergerakan ini dimulai sejak Mei 1945. Dalam Kongres Pemuda Seluruh Jawa di Kota Bandung dengan agenda membahas upaya persiapan Proklamasi Kemerdekaan.
Sederet rencana diputuskan, meski beberapa di antaranya tercatat gagal. Namun upaya terus berjalan hingga akhirnya Teks Proklamasi itu didapatkan dari Mohammad Adam (Wartawan sekaligus kurir kepercayaan Adam Malik, pimpinan Antara kala itu).
Lalu, Sakti Alamsyah didapuk sebagai Penyiar pertama di Bandung yang membacakan Teks Proklamasi tersebut di Studio Radio Hoso Kyoku, Bandung di Jlm Lapangan Tegallega Timur (atau sekarang Jl. Moch Toha Dalam II).
Selama 77 tahun berlalu, kini, tempat bersejarah itu sudah berubah menjadi Kawasan Industri di Kota Bandung. Kabarnya, gedung studio itu sempat berpindah-pindah tangan dari orang Belanda ke orang Cina hingga akhirnya dijadikan gudang keju.
Meski demikian, kita masih bisa melihat simbol sejarah di kawasan tersebut. Terbukti dengan adanya stilasi atau tugu berbentuk pilar pemancar radio sebagai petanda bahwa di sanalah Hoso Kyoku sempat berdiri dan mengudara.
Stilasi itu didirikan di salasatu pelataran Gereja Kristen Immanuel Jemaat Gloria, yang kabarnya dulu merupakan halaman depan kantor Radio Hoso Kyoku.
Stilasi tersebut berdiri kokoh dengan ketinggian sekitar 25-30 meter, ditambah dengan penempelan benda yang mirip seperti pemancar khas stasiun radio berwarna merah di bagian puncak tugu.
Bila anda melintasi daerah sana dan melihat monumen bersejarah tersebut, tak ada salahnya mengenang jasa-jasa pahlawan. Dengan mengirim do’a terbaik untuk para penyebar kemerdekaan sampai ke belahan dunia manapun. (ray).