Tasikmalaya, BEREDUKASI.com — Senyuman khas nan ramah, datang dari jajaka tampan asal Tasikmalaya ketika ditemui berdukasi.com ditengah-tengah kesibukannya sebagai “Jajaka Pinilih Kota Tasikmalaya 2017”, Dimas Tresna Adithya atau Dimas masih meluangkan waktunya untuk berbagi kisah, hobi dan impian di dalam hidupnya.
Dimas bercerita bahwa dia sangat bersyukur bisa dinobatkan sebagai “Jajaka Pinilih Kota Tasikmalaya 2017-2018”, Karena tentunya menjadi hal yang menyenangkan sekaligus menantang dimana dia harus bisa menjalankan amanat dan tugas dengan baik dan benar. Selain itu sebagai duta “Pariwisata Kota Tasikmalaya”, ia harus dapat mempromosikan kotanya, sekaligus juga harus bisa merangkul semua kalangan dan golongan.
Awal mula mengikuti “Mojang Jajaka Tasimalaya”, disebabkan ia memang menyukai kesenian dan kebudayaan khsusunya “Seni dan Budaya Sunda”, selebihnya ia ingin belajar dan ingin mengimplementasikan hal-hal yang psoitif kepada masyarakat.
“Saya berharap bahwa saya dapat menjadi seorang pemuda yang bermanfaat bagi banyak orang. Oleh sebab itu saya berupa melakukan beragam aktifitas, baik dalam organisasi, hobi dan yang lainnya agar saya berdaya,” tutur Sarjana Hukum, lulusan Sekolah Tinggi Hukum Galunggung (STHG) Tasikmalaya ini.
Adapun orangnisasi dan komunitas yang aktif diikuti oleh Dimas yakni di “BEM STHG” sebagai “MENPORA”, menjadi Wakil Bendahara Umum di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), menjadi Ketua “Komunitas Sahabat Anak” (KASA) Tasikmalaya, dan “Ketua Umum Perguruan Pencak Silat Waringin Pusaka”.
Lantas apasih hal yang membuat Dimas begitu aktif di banyak organisasi?
“Saya lahir dari keluarga pesantren, kakek saya itu tokoh sekaligus Kyai yang mempunyai dampak perubahan Islam di salah satu kampung di “Kabupaten Tasikmalaya”. Maka dari itu saya tidak bisa terlepas dengan “Organisasi Islam Nahdhatul Ulama”, dan saya wajib meneruskan amanat dan memelihara apa yang sudah di lakukan oleh kakek dan orang tua saya,” ujar Pria kelahiran Tasikmalaya, 9 Desember 1994 ini.
Dimas mengaku bahwa selain aktif di organisasi keagamaan ia juga aktif di organisasi bidang olahraga. Karena keaktifan itulah akhirnya dia memiliki banyak prestasi diantaranya adalah menjadi “Atlet Sepak Bola & futsal PORDA” Kab. Tasikmalaya, “Persikab Kab. Bandung”, “Coaching clinic Football” with Harry Sinkgrven (KNVB Belanda), Coaching clinic Footbal with Coach Lucas Netto (Sao paulo, Brazil), “Seleksi Tim Nasional Indonesia U-19”, Juara 2 Lari Marathon, Juara 3 Pasanggiri Pencak Silat (Kategori Ganda), Juara 1 Talent Terbaik (Pencak silat).
“Olahraga itu kebutuhan. Selain menyehatkan tubuh, olahraga juga bisa merefreshingkan hati dan pikiran. Ya selain sepak bola dan pencak silat, saya juga suka “traveling” untuk menghibur diri,” ucapnya dengan senyum.
Berbicara tokoh idola, Dimas mengaku bahwa dia menggemari “Abdurahman Wahid” atau Gus Dur. Karena Dimas merasa bahwa Gus Dur adalah sosok yang sangat cerdas, toleran, menghargai terhadap perbedaan, dan juga selalu memelihara tradisi budaya Indonesia.
“Hidup itu seperti sepeda, jika kita mengayuh maka kita akan maju, tapi jika kita tidak mengayuh maka kita tidak akan maju. Maka dari itu bergerak dan ikutilah proses kehidupan ini,” tuturnya semangat .
Dimas mengatakan bahwa dia adalah orang yang sangat menikmati proses, baik itu proses suka ataupun duka. dan ketika dia mendapatkan masalah dia selalu mengingat nasihat orang tuanya.
“Masalah itu hadapi dengan santun, karena api itu akan padam hanya dengan air, begitulah nasihat ayah dan ibunda saya. Mereka adalah inspirator dalam hidup, yang membuat saya selalu semangat dan tegar, terutama untuk mengejar impian saya menjadi pemuda yang mengabdi untuk negara dan agama,” ucapnya optimis. (Tiwi Kasavela)