By 
Bandung, BEREDUKASI.Com — “KAMI tengah berusaha mengoptimalkan dan mengapresiasi program pendidikan Inklusif. Sejak Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), sudah menyediakan ruang untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK),” ujar Dr. Supardi Msi, Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Dasar (PPSD) Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Dalam sambutannya ketika menerima kunjungan dari Dinas Pendidikan Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Semarang, Kamis (1/3/2018) lalu yang tengah melaksanakan “Study Banding” ke SDN 138 Gegerkalong Girang Kota Bandung.
“Pengembangan pendidikan Inklusif ini, masih perlu banyak dikaji. Sebab tidak setiap sekolah, siap menerima Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini. Kemudian faktor orangtua yang perlu mendapatkan sosialisasi, agar tidak merasa malu jika anaknya adalah “ABK”,” tutur Supardi.
Supardi juga menjelaskan, bahwa pemerintah sudah menegaskan. Bahwa 20 persen peserta didik diupayakan adalah ABK. Karena memang sudah sejak tahun 2016 Kota Bandung, sudah mencanangkan sebagai kota dengan pendidikan inklusif.
Saat ini Dinas Pendidikan juga tengah mengoptimalkan adanya guru pendamping yang profesional di setiap sekolah. Selain itu menyiapkan guru dan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan Inklusif. Dengan harapan bahwa hal ini, dapat merata di seluruh Bandung.
“Tentu kami ingin, bahwa ABK juga dapat mengembangkan dirinya. Sehingga potensi mereka, dapat diasah dan prestasi juga bisa meningkat sesuai dengan kemampuan mereka,” jelas Supardi, disela-sela usai acara.
Harapan kedepannya program ini, akan terus digulirkan. Tentu dengan kesiapan dari sekolah yang lebih matang baik dari segi materi, termasuk penilaian. Juga tentunyabdukungan dari sarana prasarana dan lain sebagainya.
“Yang paling penting jangan sampai terjadi “bullying”. Bagaimana sekolah mampu menciptaka bahwa anak-anak dapat menerima perbedaan. Sehingga mereka dapat belajar bersama dengan baik,” tambah Supardi, kepada BEREDUKASI.Com. (Tiwi Kasavela)
