Bekasi, BEREDUKASI.Com — SEBAGAI penggiat budaya, Bathara pernah diutus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, untuk melaksanakan diplomasi budaya ke Selandia Baru.
Lawatan budaya sebelumnya pernah dilakukan Bathara ke India, China, Korea dan ke berbagai negara lainnya, dalam rangka misi kebudayaan Indonesia.
Bathara menuai banyak penghargaan antara lain; Juara 1 “Lomba Tari Kreasi Pesta Seni Pelajar Tingkat DKI Jakarta” (2011), yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan DKI Jakarta. Juara 1 Lomba “Tari Kreasi Se–Jabodetabek – Festival Selaras Pinang (2012). Kemudian menerima penghargaan “Penata Tari Terbaik” dari Himpunan Seni Budaya Bangsa Indonesia (HISBI) 2012, atas karyanya berjudul “Tekad”, Juara 1 Lomba “Tari Kreasi Kelompok Nasional” yang diselenggarakan Universitas Indonesia dalam rangka 7th NFF National Folklore Festival 2013.
Atas Karya dan Prakarsanya, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) akhirnya menempatkan Bathara sebagai “Penata Tari Tradisional Jawa Termuda” (2013). Selanjutnya Bathara kembali menerima Anugerah Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, sebagai “Remaja Berprestasi” (2015).
*Proses Kaderisasi Swargaloka*
Bathara cukup memberi gambaran optimistik akan adanya regenerasi dalam dunia “Gerak”yang diwariskan orangtuanya. Bathara memang tumbuh di lingkungan seniman tradisi. Ayahnya Suryandoro, adalah Begawan Tari alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Progam Studi Komposisi Tari. Sementara ibunya, Dewi Sulastri, adalah Master Tari Dunia, alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Sebagai remaja, Bathara juga bukan sosok sempurna. Ia tetap memiliki kenaifan layaknya remaja kebanyakan. Ia juga menyukai Budaya Pop, Modern Lifestyle, Fashion, Musik, The Current Food, Nonton di Bioskop, Jalan-jalan di Mall, di Pusat Perbelanjaan dan Gaya Hidup masa kini lainnya.
“Gaya hidup sekarang ini seperti sudah menjadi kebutuhan anak-anak muda. Saya seperti yang lain juga. Saya suka. Jadi tinggal bagaimana kita menyikapinya. Yang baik kita terima yang buruk kita tolak,” ujar pengagum Artis Penyanyi Anggun C. Sasmi dan Michael Jackson ini.
Bathara juga Produk Kultur yang menyeruak sebagai Industri Budaya Pop. Di tengah arus Budaya yang datang bagai air bah dari berbagai penjuru. Di tengah “Booming Jogged “Oppa Gangnam Style” dan Harlem Shake yang sempat Populer di seluruh dunia.
“Dengan semangat, tekad, kerja keras, kreatif dan memohon kepada Tuhan. Saya yakin dapat membawa Kesenian Tari Tradisi ke wilayah lebih luas. Menjadi Seniman Tari Terbaik Dunia seperti Penari lainnya,” ujar penggemar Es Susu Coklat dan Telur ini optimis.
Kecenderungan Kreatif Bathara layak diapresiasi. Terlebih lingkup media keseniannya yang berdimensi pada Dunia Pendidikan Karakter. Tarian bagi Bathara, adalah salasatu cara untuk Mengamati, Menghayati, Mengkaji, Menemukan dan Mengasah kepekaan rasa.
“Eksplorasi tiada henti,” kata Sieniman yang pernah membintangi Film Televisi (FTV) “Tusuk Konde” yang disutradarai Enison Sinaro ini. (***).
Dikutip dari Buku _Drayang Swargaloka : “Opera Terbaik Dunia!”_ yang ditulis Seniman, Budayawan dan Wartawan Senior, Eddie Karsito.