FeaturedRagam

Duta Seni Kabupaten Tulungagung Tampilkan Drama Tari “Kidung Asmoro Joko Tawang” di TMII Jakarta……!

0

Jakarta, BEREDUKASI.Com — PENTINGNYA memahami seni pertunjukan sebagai Karya Kolektif. Bahwa suksesnya sebuah pertunjukan, diantaranya ditentukan oleh fungsi manajemen. Fungsi tersebut meliputi elemen Artistik dan Non–Artistik, antara lain, “Directing” (Penyutradaraan), Keaktoran-Keaktrisan, Tata Musik, Tata Panggung, Tata Cahaya, Tata Artistik (Kostum, Rias, Properti), dan elemen lainnya.

Selain itu, premis yang menjadi landasan gagasan, tema cerita juga ikut menentukan. Gagasan inilah yang kemudian dituangkan ke dalam Dialog, Gerak/Tari, Plot, Konflik, Emosi, Setting, Karakter, Opening dan Ending.

Elemen seni pertunjukan ini berhasil dikemas secara apik melalui Sandiwara Tari “Kidung Asmoro Joko Tawang” yang digelar di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu (17/3/19).

Duta Seni dari Kabupaten Tulungagung ini tampil menarik. Acara tersebut dihelat dalam rangka mengisi Paket Kesenian Daerah “Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur” yang diselenggarakan Badan Penghubung Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Selain Drama Tari “Kidung Asmoro Joko Tawang” sebagai Repertoar Utama. Grup kesenian ini juga menyajikan Tari “Reog Binarung”, Tari “Marucul” dan Tembang “Tulungagung Kota Budaya”.

Dengan berbagai gerakan yang energik, serta kostum “Full Colour”, Tari “Reog Binarung”, tampil sangat menghibur serta mencuri perhatian. Gendang misalnya, tidak hanya menjadi instrumen musik, melainkan menciptakan inovasi gerakan-gerakan estetis. Tarian ini semakin memperkuat performa dan eksistensi Duta Seni dari Kabupaten Tulungagung ini.

Para seniman yang terlibat di pergelaran ini, antara lain Yayak Priasmara, S.Pd (Penulis Cerita & Sutradara), Hapsari Mustikaningrum (Penata Tari, Penata Panggung, dan Artistik), Yuliati Setya Palupi S, Pd dan Adi Prasetyo (Penata Kostumdan Penata Rias), Irwanto (Penata Musik), serta puluhan Pengrawit, Penyanyi dan Penari.

Duta Seni dari Kabupaten Tulungagung ini, dibawah pembinaan langsung Plt. Bupati Tulungangung, Drs. Maryoto Birowo, MM. Bertindak sebagai Penasehat, Drs. Heru Santoso, MM (Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata), Penanggungjawab, Ariyang Pramesti, SE (Kepala Bidang Budaya dan Pariwisata), dan Kepala Seksi Pembinaan Kesenian, Amiarso Rudi Suprayitno, S.Pd, selaku Pimpinan Produksi.

Penyangga Seni Budaya dan Pariwisata Daerah…..!

Plt. Bupati Tulungangung, Drs. Maryoto Birowo, MM, yang hadir di acara ini menyampaikan, pentingnya acara paket kesenian daerah ini. Menjadi media penyangga Seni Budaya dan Pariwisata Daerah, khususnya Kabupaten Tulungagung.

“Program ini diharapkan dapat menjadi “Kurator Seni” pertunjukan. Dapat menarik minat berbagai komunitas. Bukan sekedar khalayak Seni Murni, tapi masyarakat luas yang ikut mendorong partisipasi lokal,” ujarnya.

Banyak ragam kesenian Tradisional, serta potensi Pariwisata Alam dan Kuliner di Tulungagung, yang menurutnya dapat dieksplorasi lebih Produktif.

“Ada kesenian “Jaranan Jawa”, “Sentherewe”, “Campursari”, “Tayub”, “Kentrung”, “Ketoprak”, “Tiban”, “Jedor”, juga “Seni Kreasi” “Reog Kendang”. Serta tradisi upacara ritual, yang cukup menarik hingga kini masih dilaksanakan masyarakat,” ujar Maryoto.

Dari sisi Wisata Kuliner, Maryoto, menjelaskan tentang makanan Tradisi Khas Tulungagung. Antara lain “Sompil”, “Lontong Sayur Lodeh”, “Nasi Lodho”, “Sredek Gethuk Singkong”, “Kemplang” dan “Kerupuk Gadung”. Sebagian dari produk kuliner ini juga, ditampilkan di acara bazzar yang digelar di Altar Anjungan Jawa Timur. Bazar juga menampilkan berbagai Produk Kerajinan dan Batik Khas Tulungagung.

Tulungagung, kata Maryoto, juga diuntungkan karena letak geografisnya. Berada di tepi Samudera Hindia, sehingga memiliki banyak pantai menarik. Seperti Pantai Popoh, Pantai Sidem, Pantai Brumbun, Pantai Klatak dan lain-lain.

“Objek wisata alam lain, ada “Air Terjun Lawean”, “Gua Selomangleng”, “Grojogan Sewu”, “Pesanggarahan Argo Wilis”, “Bendungan Wonorejo”. Serta Wisata Candi–Candi yang tersebar di beberapa tempat. Ada juga “Arca Joko Budhek”. Seperti Pertapa yang bentuknya berada di Puncak Bukit, dan bisa dilihat dari jalan raya karena ukurannya yang besar,” terang Plt. Bupati Tulungangung ini.

Turut menyaksikan acara ini, Kepala Badan Penghubung Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Drs. Dwi Suyanto, MM, dan Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pengelolaan Anjungan Badan Penghubung Daerah (Bapenda) Provinsi Jawa Timur, Samad Widodo, SS, MM. Hadir juga Ketua Paguyuban Warga Tulungagung, Muraji, jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Sumenep, serta warga dan pengurus Pawarta (Paguyuban Warga Jakarta) asal Jawa Timur.

Bertindak sebagai Juri Pengamat Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur adalah, Suryandoro, S.Sn (Praktisi dan Pengamat Seni Tradisi), Eddie Karsito (Wartawan, Penggiat Seni & Budaya), Dra. Nursilah, M. Si. (Dosen Seni Tari Universitas Negeri Jakarta) dan Catur Yudianto (Kepala Bagian Pelestarian dan Pengembangan Bidang Budaya TMII).

Pekan selanjutnya, pergelaran “Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur”, menampilkan Duta Seni dari Kota Madiun (24 Maret 2019) dan Kota Kediri (31 Maret 2019). Anjungan Jawa Timur, juga akan menggelar Paket Acara Khusus yang akan diisi para Penggiat Seni dan Budaya dari Kabupaten Ngawi, Sabtu, 30 Maret 2019 mendatang. (HKS)

admin

Sinergi Wika–Len–INKA Bidik Pasar Afrika……!

Previous article

Sekda Purwakarta Minta ASN di Purwakarta Netral Dalam Pemilu…..!

Next article

You may also like

More in Featured