By 
Bandung, BEREDUKASI.Com — Senyum masih menggores di wajah pemuda tampan ini. Pemuda yang kelahiran Bandung, 23 Februari 2000 ini. Bernama lengkap Muhammad Erlangga Gusti Mahardika.
“Dalam keseharian saya kerap disapa Elang, Erlan, Erlangga atau Rangga,” jelasnya ramah dan hangat.
Pemilik tinggi 175 CM ini juga mengatakan bahwa ia mempunyai motto hidup “Ketenangan atau kedamaian adalah keberhasilan.”
Hal itulah yang mendorong Elang, untuk berjuang mengejar hal yang diinginkanya serta menemukan hal-hal yang selama ini ia cari.
“Kedepannya, saya ingin menjadi pendidik. Karena bisa bermacam-macam profesinya dan ingin mempunyai sekolah. Intinya saya ingin menjadi orang yang baik yang bermanfaat untuk orang. Bisa meringankan permasalahan dalam hidup. Baik untuk diri sendiri ataupun orang lain,” ulas alumni SMAN 22 Bandung.
Mengenai hobi, penfavorit warna cokelat ini bercerita bahwa ia hobi bermain basket, menonton tayangan YouTube, membaca dan senang berkegiatan.
“Untuk kesibukan, saat ini saya tengah kursus Bahasa Inggris, mempersiapkan SBMPTN, berkomunitas, belajar mendesain program sosial dan meniti karir,” jelasnya.
Bagi Elang, hidup ini adalah titipan dari Tuhan. Namun kadangkala ada ujian yang harus tetap dinikmati. Dan intinya hidup itu harus memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
“Menurut saya prestasi dalam hidup adalah hal-hal yang positif, mungkin saat ada semangat ingin belajar itulah prestasi. Begitupun saat ingin melakukan kebaikan itu juga prestasi,” tandas anak tunggal ini.
Untuk mewujudkan cita-citanya dalam berbuat kebaikan, ia bergabung bersama Komunitas Literasi Infinity yang memiliki berbagai program. Dan berjuang mewujudkan misi baik pendidikan sosial dan bersama Infinity juga. Ia banyak bertemu berbagai orang dari berbagai latar belakang yang memberi inspirasi. Dalam bidang pendidikan dan sosial dan berteman dengan banyak relawan yang mau turun tangan membantu berbagai misi baik Infinity.
Terakhir, Elang pun mengungkapkan bahwa hal yang selalu membuatnya tangguh dalam mengarungi lika-liku kehidupan adalah iman, harapan, dan ketakutan membuang waktu. (Tiwi Kasavela)
