Bandung, BEREDUKASI.Com — DIREKTUR Bisnis dan Kerjasama PT Len Industri (Persero) Wahyu Sofiadi mengatakan, membangun GFR adalah pembuktian perusahaannya di Bidang Combat System, karena Len sudah mengembangkan CMS sejak 2010.
“Combat System itu terdiri dari sensor-sensor dan efektor atau persenjataan. CMS-nya full kita kerjakan sendiri. Len juga merefurbis senjata meriam OTO Melara KRI Slamet Riyadi (352) untuk diintegrasikan pada GFR ini,” ujar Wahyu.
GFR yang dibangun di Paiton Jawa Timur merupakan yang pertama dan satu-satunya di Indonesia, bahkan di ASEAN. GFR mulai difungsikan Kodikopsla pertama kali pada awal tahun 2020 dan dibangun sejak 2018. Fasilitas ini mirip seperti yang sudah ada di Italia dan di Australia.
“Insyaallah ada rencana, GFR ini akan dikembangkan lagi dengan menambahkan meriam kaliber 57mm dan 40mm. CMS-nya juga pasti akan di-upgrade berarti, karena ada fitur yang harus ditambahkan lagi. Kita siap mendukung ini,” imbuhnya.
GFR merupakan Fasilitas Pelatihan guna mengasah manajemen tempur Prajurit Artileri yang sedang menempuh Pendidikan di Pusdikpel Kodikopsla Kodiklatal. Sistem ini dapat dipergunakan secara intensif oleh TNI-AL. Selain itu, GFR juga dapat menjadi prasarana pengembangan doktrin tempur TNI AL.
”Bahkan GFR juga bisa dikembangkan agar dapat menembak target di Udara atau Anti Air Warfare. Dengan syarat GFR harus dilengkapi dengan Radar Tracking, karena yang sekarang baru dilengkapi dengan Radar Navigasi,” pungkasnya. (Ris).