Bandung, BEREDUKASI.Com — PENURUNAM grafik kasus Covid-19 ini juga diiringi dengan berkurangnya para Tenaga Medis yang tinggal di Rumah Singgah. Saat ini hanya tersisa 31 Persen Penghuni di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TKIPA). Dari 88 Kamar yang dibuka untuk menampung 176 Tenaga Medis.
Sedangkan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa (P4TK TK PLB. Hanya terisi 20 Persen dari kapasitas semula 53 Tenaga Kesehatan yang ditampung di 24 Kamar.
Lebih lanjut Ema menambahkan, penurunan kasus juga selaras dengan berkurangnya penghuni Ruang Isolasi di Rumah Sakit. Yakni dari 487 Tempat Tidur yang tesedia di seluruh Rumah Sakit di Kota Bandung. Kini tinggal terisi 25 Persennya saja.
“Kemudian tempat tidur di Rumah Sakit Rujukan semakin berkurang. Data ini saling menguatkan, tidak ada yang kontradiksi. Tempat tidur tidak penah beranjak dari 32 persen. Bahkan sekarang turun. Diharapkan sudah tidak ada lagi terisi,” tutur Ema.
Kendati terkendali, Ema memastikan Pemerintah Kota Bandung. Akan tetap melacak Covid-19 melalui Rapid Test dan PCR (Polimerase Chain Reaction) atau Swab Test. Sehingga tetap bisa mendapatkan data yang akurat agar penanganan bisa terfokus tepat pada sasaran.
Terlebih, sambung Ema, Pemkot Bandung memiliki laboratorium Biosafety Level-2 (BSL-2) berkapasitas 2.000 sampel per hari. Sehingga kini 80 Puskesmas di seluruh wilayah Kota Bandung juga bisa melakukan Tes PCR. Dengan estimasi hasil pengujian keluar antara 3-7 hari.
“Pelacakan ini tetap kita lakukan. Sekarang bisa saja pelacakan tidak dilakukan, tapi nanti bisa jadi bom waktu,” katanya. (asp).