Bandung, BEREDUKASI.Com — MENGIKUTI program pertukaran mahasiswa ke Universiti Malaysia Sabah. Bagi Hafidz Fattahurrahman Pramadia biasa di panggil “Hafidz” adalah pengalaman baru sekaligus memperkaya wawasannya.
Mahasiswa Universitas Pasundan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Kesejahteraan Sosial semester VI ini. Bercerita bahwa pada awalnya ia mendapat informasi dari program studi melalui ketua jurusan yang mengumumkan adanya program pertukaran mahasiswa. Kemudian ia tertarik untuk mendaftarkan diri dalam program tersebut.
“Setelah mengikuti tahapan demi tahapan mulai dari persetujuan Ketua Jurusan untuk memberangkatkan. Hingga persiapan persyaratan dokumen yang harus di penuhi dan ketika semua itu bisa di lengkapi akhirnya saya dapat pergi kesana,” terang pemuda yang lahir di Bandung, 6 Desember 1997.
Pemilik tinggi 175 Cm ini juga bercerita, bahwa ia mendapatkan banyak pengalaman baru yang belum pernah ia dapatkan di Indonesia. Mulai dari teman baru, sistem belajar, keadaan sosial, budaya, kuliner dan lainnya yang tentunya berbeda dengan di Indonesia.
“Selama kurang lebih tiga bulan berada Universiti Malaysia Sabah, saya belajar akademik mengenai mata kuliah kesejahteraan sosial yang sudah di setarakan dengan mata kuliah disana, selain itu saya belajar budaya–budaya mereka juga,” ulasnya.
Penyuka warna hitam dan putih serta penikmat makanan tradisional Sunda ini. Mengungkapkan bahwa ia gemar berolahraga seperti renang, jogging, futsal, memancing karena selain refresing juga membuat badan sehat dan bisa bersosialisasi dengan banyak orang.
“Kedepannya saya ingin terus menjadi pribadi yang lebih baik dari hari sebelumnya. Sesuai dengan motto saya yakni mencari ridho Allah SWT, dengan cara terus berbuat baik dan bermanfaat bagi orang banyak,” terangnya.
Hafidz juga bercita-cita untuk menjadi seorang Pekerja Sosial Profesional. Karena menurutnya dengan hal itu, ia dapat membantu orang banyak dan pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat Indonesia.
“Kesibukan saya saat ini, selain belajar akademik. Juga tengah belajar berorganisasi di Menwa Mahawarman Batalyon 4 Kompi E UNPAS dan Korps Sukarela (KSR) PMI unit UNPAS,” tambahnya.
Untuk tokoh idola, Hafidz mengakui bahwa ia mengagumi sosok Ir.Soekarno, karena merupakan salasatu Pahlawan Nasional Indonesia yang sangat berperan besar dalam kemerdekaan Republik Indonesia. Dengan semangat juang yang tinggi dan tidak pantang menyerah.
“Saya juga terinspirasi dari kedua orang ltua yang terus memberikan semua yang terbaik untuk menjadikan anaknya lebih baik,” tambahnya.
Sulung dari dua bersaudara ini juga mengatakan, bahwa kedua orangtua dan orang-orangdi sekelilingnya. Merupakan sumber semangatnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan pantang menyerah.
“Bagi saya hidup adalah suatu hal yang harus diperjuangan yang mana. Jika seorang manusia ingin memiliki hidup yang berkualitas, maka ia harus bekerja keras untuk mencapai kualitas hidup yang diinginkan. Semakin kita kuat, maka semakin hebat pula kita. Namun jika kita lemah maka kita akan tertindas oleh kerasnya kehidupan,” terangnya.
Terakhir Hafidz juga berkata untuk terus berbuat baik dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang banyak tanpa pamrih. (Tiwi Kasavela)