Jakarta, BEREDUKASI.Com — ANAK adalah aset terbesar yang dimiliki setiap keluarga. Kepadanya setiap apa yang dimiliki keluarga akan diwariskan, dalam rupa harta material maupun dalam kualitas-kualitas lain seperti kekuatan fisik dan kecerdasan intelektual, moral maupun spiritual.
Pada gilirannya, anak akan menjadi pemegang tongkat estafet privilese maupun tanggung jawab sosial yang dimiliki keluarga, masyarakat atau bahkan bangsa dan negara di masa yang akan datang.
Sudah menjadi suratan takdir bahwa pada saatnya akan tiba sebuah masa di mana anak-anak mengemban peran utama dalam menentukan arah peradaban manusia. Saat beranjak dewasa, merekalah yang akan menjadi nahkoda. Sebelum masa itu tiba, alangkah bijaknya jika para orang tua terlebih dahulu membekali apa-apa yang perlu dipersiapkan guna menghadapi medan yang boleh jadi terjal di masa depan.
Peran orangtua dalam amatlah penting dalam menentukan masa depan anak. Orangtua adalah sosok pertama dan yang terutama memiliki tanggung jawab mengurus anak dalam kehidupan berkeluarga. Masa depan anak harus dilindungi orangtua sejak dalam lingkungan keluarga. Pola asuh dan berbagai bentuk dukungan internal dalam lingkungan keluarga menjadi penentu signifikan yang akan memberi jalan bagi keberhasilan anak.
Signifikannya peran keluarga dalam menentukan masa depan anak ini menjadi tema besar dalam momentum peringatan Hari Anak Nasional pada 23 Juli 2019.
Dengan tema “Peran Keluarga dalam Perlindungan Anak”, pemerintah mencoba menegaskan fungsi penting keluarga dalam melindungi dan menciptakan masa depan anak yang lebih terang benderang.
Isu perlindungan ini diketengahkan lantaran beberapa aspek penunjang keterlindungan anak masih perlu diperhatikan. Faktanya, hingga saat ini, anak-anak masih menjadi subjek yang rentan mengalami pencerabutan hak oleh orang-orang dewasa.
Laporan UNICEF tahun 2016 misalnya, yang menunjukkan terdapat 700 juta perempuan di dunia menikah ketika masih berstatus sebagai anak- anak.
Dari segi kesehatan, anak-anak juga menjadi subjek yang rentan mencontoh gaya hidup tak sehat orang dewasa. Berdasarkan catatan Depkes pada 2016, terjadi peningkatan perokok pemula usia 10-14 tahun sebesar 100% dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun, yaitu dari 8,9% di tahun 1995 menjadi 18% di tahun 2013. Catatan negatif ini dipertegas oleh persoalan gizi anak Indonesia, di mana sekitar 37% anak Indonesia menderita Stunting.
Persoalan lain yang kerap menerpa anak ialah bahwa mereka juga masih menjadi sasaran kekerasan seksual yang dilakukan orang dewasa. Banyak laporan kasus kekerasan seksual terhadap anak ditangani oleh kepolisian di berbagai daerah. Karenanya, perlindungan anak dari kasus kejahatan seksual juga menjadi penting.
Yang tak kalah penting ditimbang dalam upaya melindungi anak adalah dengan memperhatikan prospek kesejahteraan si anak di masa depan. Isu ekonomi, mau tidak mau, akan selalu menjadi salah satu faktor yang ikut serta mendorong terciptanya sebuah fenomena sosial.
Anak-anak yang secara ekonomi kurang tertunjang akan lebih rentan menjadi subjek perampasan hak karena mereka berpotensi menjadi sasaran eksploitasi ekonomi.
Keluarga memiliki fungsi ekonomi untuk memenuhi hajat hidup anak. Apabila sebuah keluarga menjalankan fungsinya dengan baik, anak-anak akan merasa nyaman berada di lingkungan keluarganya.
Apabila kebutuhan hidup anak terpenuhi, mereka dapat menjalani tugas perkembangannya dengan baik.
Peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Yogyakarta Ani Mardiyati catatannya di Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial (PKS) mengatakan orangtua yang tidak dalam kondisi tertekan oleh permasalahan hidup akan menjalankan fungsi sosialnya dengan baik.
Sebaliknya, apabila sebuah keluarga mengalami keterbatasan ekonomi dan mengalami disharmoni, hal tersebut akan mengundang potensi kekerasan bagi anak.
“Orangtua memiliki kewajiban mendorong dan membimbing anak untuk menyelesaikan tugas perkembangan menuju pribadi kuat dan matang. Anak-anak dapat berkonsentrasi meraih pendidikan untuk masa depan. Jika keluarga kurang berfungsi secara ekonomi, secara langsung anak akan terbebani secara psikologis. Mereka harus terlibat dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya, sehingga membuat anak kurang konsentrasi dalam belajar,” tulisnya.
Membangun Fondasi Ekonomi bersama bank bjb
Secara umum, ada dua cara yang bisa dilakukan dalam memenuhi fungsi finansial orang tua sebagai bentuk tanggung jawab terhadap buah hati.
Kedua cara tersebut ialah dengan mengokohkan kekuatan finansial pada orang tua pada masa kini di satu sisi dan mempersiapkan masa depan si anak secara finansial di sisi lain.
Orangtua, bagaimanapun, harus mampu berdaya secara ekonomi.
Masih menurut Ani, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang dapat menjalankan berbagai fungsi dalam memenuhi kebutuhan kehidupan anak, termasuk di dalamnya fungsi ekonomi, agar tercapai kesejahteraan dalam keluarga.
“Jika keluarga kurang berfungsi secara ekonomi, secara langsung anak akan terbebani secara psikologis. Mereka harus terlibat dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya, sehingga membuat anak kurang konsentrasi dalam belajar,” katanya.
Banyak cara yang bisa dilakukan orang tua dalam meningkatkan fungsi ekonominya. Salah satu di antaranya ialah dengan menabung atau berinvestasi.
Beruntung bagi Anda nasabah setia bank bjb yang tengah bergulat menyusun rencana keuangan, Anda bisa memperoleh kemudahan dengan fasilitas produk jasa keuangan yang disediakan bank bjb. Sebagai bank yang memahami kebutuhan masyarakat, bank bjb selalu berada di garda terdepan penyediaan fasilitas produk jasa keuangan yang diperlukan masyarakat.
Guna mendukung harapan keluarga Indonesia dalam mengokohkan fondasi finansialnya, perbankan menyediakan beberapa jenis produk, termasuk di antaranya bjb Tandamata SiMuda dan bjb Tandamata Berjangka.
bjb Tandamata SiMuda ialah produk perbankan yang memiliki segmentasi milenial sebagai target sasaran.
Tabungan ini cocok bagi pasangan keluarga muda yang berusia di bawah 30 tahun di mana nasabah bisa menentukan tenor pengambilan antara 1-12 tahun.
Untuk opsi perencanaan keuangan di jangka panjang, Anda bisa menggunakan produk tabungan bjb Tandamata Berjangka. bjb Tandamata Berjangka merupakan produk tabungan terencana dengan jangka waktu tertentu yang diperuntukkan bagi nasabah berusia 18 sampai 64 tahun. bjb Tandamata Berjangka memiliki suku bunga kompetitif sebesar 3.5% di mana nasabah diberi kebebasan menentukan setoran bulanan mulai dari Rp100.000 dan maksimal Rp5 juta dengan kelipatan Rp50.000.
Selain bjb Tandamata Berjangka, terdapat juga fasilitas lain yang bisa dipilih sebagai opsi. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) misalnya. Dengan DPLK bank bjb, peserta dapat menyesuaikan nominal dan frekuensi setoran sesuai kebutuhan dan kemampuan keuangan. Peserta juga bisa memperoleh keuntungan bebas pajak investasi untuk manfaat pensiun sampai dengan Rp50 juta.
Para orangtua juga bisa memanfaatkan produk Kredit Guna Bhakti (KGB) untuk membuka atau mengembangkan wirausaha sebagai sumber pemasukan lain. KGB ini diperuntukkan bagi debitur berstatus nasabah dengan penghasilan tetap, baik dari kalangan PNS maupun swasta. Keunggulan utama KGB adalah memiliki suku bunga bersaing serta angsuran ringan yang dapat disesuaikan dengan nilai penghasilan debitur.
Lewat fasilitas KGB, nasabah bisa memanfaatkan produk ini untuk keperluan konsumtif maupun produktif, dari mulai membeli kendaraan bermotor, pembelian rumah, kebutuhan dana pendidikan atau pengembangan, dan pendirian usaha.
“Menciptakan kemandirian finansial adalah salasatu kunci utama guna mewujudkan kesejahteraan keluarga Indonesia. bank bjb memahami mempersiapkan masa depan yang terang benderang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kami hadir mengulurkan tangan, menjadi mitra para nasabah untuk mewujudkan cita-cita mulia itu. Berbagai produk keuangan bank bjb juga dibuat seramah mungkin untuk para pensiunan yang telah berjasa memberikan kontribusi dalam membangun negeri,” kata Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb, M. As’adi Budiman.
Sementara untuk masa depan anak-anak, juga terdapat banyak produk yang bisa dijadikan pilihan di antaranya bjb Tandamata My First, bjb SimPel dan asuransi Bahagia Buah Hati yakni produk asuransi Bancassurance yang berfokus kepada pendidikan buah hati.
Khusus bjb SimPel dan Tandamata My First, kedua produk ini diperuntukkan bagi nasabah kategori anak-anak. Dengan setoran awal Rp5.000 pada bjb SimPel, anak bisa mendapatkan buku tabungan. bjb SimPel juga menawarkan hadiah menarik bagi anak-anak yang rajin menabung. Sementara dengan bjb Tandamata My First, buah hati Anda bisa mendapatkan kartu perdana secara gratis alias cuma-cuma, desain buku tabungan yang menarik serta kartu ATM yang dapat dicetak dengan nama anak. (*)