Bandung, BEREDUKASI.Com — FORUM Nasional Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak–Panti Sosial Asuhan Anak (Fornas LKSA-PSAA). Merupakan organisasi non pemerintah (perkumpulan) yang digagas serta digerakkan oleh para Ketua Panti Asuhan Anak, Praktisi, dan Aktivis Perlindungan Anak.
Setelah lima tahun deklarasi pendirian di Yogyakarta, Fornas LKSA-PSAA, kini beranggotakan 5.540 lembaga pengasuhan anak yang menaungi tidak kurang dari 315.000 anak asuh di seluruh Indonesia.
Bertepatan dengan momentum pergantian kepengurusan forum, Fornas LKSA-PSAA. Menyelenggarakan Musyawarah Nasional Pertama di Bandung, pada tgl 24 a/d 27 Juli 2018, bertempat di Hotel Grand Asrilia Bandung.
Para peserta Munas yang hadir, merupakan perwakilan Pengurus LKSA-PSAA di 26 Provinsi di Indonesia.
Munas kali pini mengusung tema “Tanamkan Peduli, Tumbuhkan Kolaborasi”. Tujuan utama dari Munas adalah untuk untuk memicu peningkatan standar dan kualitas pengasuhan anak. Melalui proses pertukaran informasi, diskusi program, peningkatan kapasitas lembaga. Hingga pemetaan kolaborasi antar stakeholder terkait pengasuhan anak.
Para pengelola lembaga pengasuhan anak, pemerintah dan masyarakat diproyeksikan. Untuk bisa berkolaborasi, dalam menangani berbagai permasalahan sosial anak yang terjadi saat ini.
“Permasalahan sosial anak seperti gizi buruk, kekerasan, eksploitasi, penelantaran, pelecehan seksual, dan juga kejahatan di bawah umur. Memerlukan kepedulian dan kepekaan sosial dari seluruh elemen masyarakat. Karena itu kami menginisiasi pencanagan tgl 26 Juli nanti, sebagai “Hari Anak Yatim”. Selain menjadi puncak kegiatan Munas forum, ini juga menjadi momentum pengingat agar kita lebih peduli terhadap kondisi anak-anak yatim di panti asuhan. Lebih jauh, kami harapkan momen ini membuka lebih banyak peluang kolaborasi dalam berbagai aspek pengasuhan anak,” jelas Drs. H. Yanto Mulyanto Pibiwanto, selaku Ketua Fornas LKSA-PSAA yang juga Ketua Yayasan Panti Asuhan Bayi Sehat Kota Bandung.
Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si atau biasa dikenal sebagai Kak Seto. Selaku Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) menyatakan dukungannya. Atas penyelenggaraan Munas serta pencanangan Hari Anak Yatim ini.
“Anak-anak panti asuhan adalah anak-anak Indonesia yang mempunyai hak sebagai anak. Mereka punya hak untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal. Serta dilindungi dari berbagai tindak kekerasan,” ungkap Kak Seto.
“Anak-anak panti asuhan juga punya hak untuk didengar, punya hak untuk dilibatkan dan berpartisipasi dalam program-program yang menyangkut masa depan mereka. Karena itu peran para pengasuh sangat penting. Mereka saya analogikan seperti artis serba bisa. Para pengasuh harus bisa menyanyi, mendongeng, menghibur, hingga memberikan keteladanan bagi anak-anak asuhnya. Perlakuan inilah yang menjadi stimulus bagi anak-anak, sehingga mereka seperti diasuh oleh ayah bundanya sendiri yang penuh dengan kekuatan cinta,” papar Kak Seto.
“Karena itulah, Fornas sangat mendukung peningkatan standar kualitas kelembagaan dan para SDM pengasuh di seluruh LKSA-PSAA di Indonesia. Dukungan dan kepedulian dari pemerintah, stakeholder utama pengasuhan anak. Dan masyarakat secara luas Insya Allah, akan menjadi daya ungkit yang luar biasa untuk meningkatkan standar pengasuhan secara Nasional. Sehingga harapannya, kami dapat berkontribusi semakin banyak bagi kesejahteraan sosial di Indonesia,” pungkas Yanto. (Gita)