Tasikmalaya, BEREDUKASI.Com — JANGAN menunggu kaya untuk bisa berbuat kebaikan. Itulah motto dari Hendri Maulana atau yang akrab disapa “Hendri”.
Pemuda kelahiran Ciamis, 30 Juni 1998 ini juga, selalu ingin memberikan hal-hal positif dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Sebab itu ia juga hobi mengadakan “campign’ sosial. Setidaknya, agar lahir beberapa pemuda yang akan terus bergerak. Dan tersadar dengan kegiatan-kegiatan sosial yang ditebarkan.
“Saya berharap semoga diri saya, bisa selalu menebar kebaikan. Kepada semua elemen, tidak hanya material namun dari sisi tenaga dan pikiran,” ucapnya.
Hendri juga berharap agar Indonesia memiliki “sistem pendidikan seikhlasnya”. Karena dengan adanya sistem ini, ia sangat yakin Indonesia bisa menjadi negara dengan taraf pendidikan lebih tinggi lagi.
“Bagaimana tidak…? Jika pendidikan di Indonesia menggunakan sistem pembayaran seikhlasnya yaitu sesuai kondisi keluarga. Maka semua elemen masyarakat Indonesia dari yang miskin hingga yang kaya. Akan ikut merasakan bangku pendidikan. Hal ini telah terbukti. Seperti yang telah saya dan tim saya lakukan di kota yang saya tinggali saat ini,” terang mahasiswa Universitas Siliwangi, Tasikmalaya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika.
Untuk kegiatan rutinitas, Hendri juga tercatat sebagai Owner and QC Cube Mousse Cake kota Tasikmalaya, Mentor Privat kelas Olimpiade Matematika, Mentor di Klinik Pendidikan MIPA Kota Tasikmalaya bagian kelas Berbakat dan Olimpiade (pendidikan seikhlasnya), Berorganisasi di Koperasi Mahasiswa Universitas Siliwangi dan menjadi Co-Founder Helppylife.id, komunitas sosial pendidikan yang bergerak dengan visi Help and Make Happy Life Each Other.
“Hal yang saya anggap sebagai prestasi adalah, saat saya bisa membawa perubahan buat sosial bagi lingkungan dan memberkkan manfaat,” ulasnya yang pernah menjadi Perwakilan Delegasi dari Indonesia dalam mengatasi kelaparan untuk Republik Afrika Tengah. Dalam acara Global Goals Model United Nations di Kuala Lumpur 2018 dan Event Creator di acara Helppylife Digitalk bekerjasama dengan BI.
Ditanyai tentang tokoh idola, pemilik tinggi 170 cm ini mengungkapkan. Bahwa ia mengagumi sosok Ippho Santosa, seorang “enterpreneur” yang mengedepankan sisi kesejahteraan buat sosial. Sehingga bisa menunjukkan, bahwa seorang wirausaha itu bukan sosok yang tergila-gila atas materi duniawi.
“Selain itu juga Mama, Bapak, kak Sendi Restiana, Pa Raden Ridwan, Pa Eko, Bunda Setya, Bunda Pipit, Aby Indra, Pak Mukti, Kak Rahmat, Rima, Gilang Putri Tanjung, Ahmad Fuadi. Mereka semua orang-orang yang selalu membuat semangat saya bangkit,” ucap penyuka Orek Tempe buatan Mamanya.
Bagi Hendri, hidup sebenarnya bukanlah tentang seberapa kaya. Melainkan seberapa besar dampak yang dilakukan. Sehingga orang-orang bisa tersenyum lebar menikmati kerja keras kita.
“Hal yang menbuat saya bersemangat adalah, karena ada orang-orang yang selalu saya ingat ketika saya mulai lelah,” terang bungsu dari dua bersaudara.
Hendri juga sempat mengatakan bahwa ia menyukai warna Abu-abu, orang-orang melambangkannya tentang kelabilan. Namun baginya, abu-abu adalah simbol hidup manusia, antara putih dan hitam. Seperti hidup antara suci dan kotor. Karena Sejatinya manusia itu tidak sepenuhnya suci dan tidak sepenuhnya kotor.
“Terakhir saya ingin berpesan kepada generasi muda, untuk mari kita membuka mata lebar-lebar.
Buka dan lihatlah kondisi sekitar kita. Anak jalanan kelaparan, anak miskin yang tidak bisa sekolah, pemuda pengangguran, remaja yang ketergantungan. Semua ini adalah masalah kita bersama. Bisakah kita merubahnya…? Jawab dengan lantang dalam diri kita semua YA….BISA…! Indonesia tak perlu seperti negara lain, Indonesia cukup menjadi negeri makmur dengan masyarakat yang bahagia. Cobalah untuk melakukan gerakan-gerakan kecil yang sepele. Namun berdampak besar. Teruslah melangkah, jika salah arah jangan lupa putar langkah. Sehingga kita akan menemukan tujuan yang indah,” pungkasnya penuh semangat yang membara kala itu. (Tiwi Kasavela)