Padang, BEREDUKASI.Com — LAHIR di Desa Datar Mansiang, Kecamatan Talawi yang merupakan sebuah daerah di Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatra Barat.
Ibnu Sani Marlius memiliki mimpi besar dalam hidupnya, untuk menjadi manusia yang berproses menuju lebih baik dari hari ke hari. Dan memiliki banyak manfaat dan berkarya, bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk lingkungan sekitar.
Duta Bahasa Sumatra Barat ini, tercatat selama 6 tahun berturut-turut sejak SMP hingga SMA. Selalu menjadi Juara dan termasuk 3 Besar Lomba Pidato Adat Minangkabu, tingkat Kota Sawahlunto. Pada tahun 2013 ia diberi kesempatan mewakili Kota Sawahlunto, dalam Lomba Pidato adat tingkat Provinsi Sumatra Barat.
Sementara itu di tahun 2015 ia mendapatkan Juara 2 Lomba Debat Mahasiswa tingkat Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang (UNP). Pada 2016 masuk kedalam 3 Besar Mahasiswa Berprestasi Fakultas Ilmu Pendidikan UNP. Pada 2016 meraih Harapan 2 Lomba Debat Pendidikan tingkat Nasional yang diadakan di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, bersama 2 rekannya yang lain.
Prestasi yang luar bisa. Lalu bagaimana keseharian dari pemuda yang lahir pada tanggal 4 Agustus 1996 ini…?
“Saya biasa dipanggil Ibnu di keseharian, namun beberapa teman dekat saya juga memanggil saya dengan panggilan “Jono”, nama ini mereka dapat dari Komik di Instagram,” ucapnya mengawali perbincangan.
Ibnu juga bercerita bahwa menjadi seorang Duta Bahasa Provinsi Sumatra Barat. Memberikan peluang kepadanya untuk memberikan dampak positif untuk orang-orang sekitarnya. Khususnya dalam bidang Kebahasaan dan Literasi. Saat ini, Ibnu bersama kawan-kawan juga, sudah mendirikan 1 Kampung Literasi di Kota Padang dan 1 Rumah Baca di Kota Sawahlunto yang juga akan dirintis menjadi Kampung Literasi.
“Bersama rekan-rekan 10 Besar Finalis Duta Bahasa lainnya, Ikatan Duta Bahasa Sumbar dan Balai Bahasa Sumbar. Kami bekerja sama dalam memasyarakatkan penggunaan bahasa Indonesia. Kepada masyarakat sekitar. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga bahasa daerah kita, mengutamakan menggunakan Bahasa Indonesia. Dan pentingnya menguasai bahasa asing. Selanjutnya dengan duta bahasa saya dan rekan rekan juga, bisa memberikan perhatian lebih kepada anak anak untuk memperbesar kesempatan mereka. Belajar dengan mendirikan Rumah Baca dan Kampung Literasi diberbagai daerah di Sumatra Barat,” papar anak kedua dari lima bersudara.
Selain kegiatan Duta Bahasa Sumatra Barat, ia juga melaksanakan berbagai program kerja bersama Ikaran Duta Bahasa Sumbar dan Balai Bahasa Sumbar. Serta mempersiapkan diri untuk mewakili Sumbar, dalam ajang pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional yang akan diadakan bulan Agustus mendatang.
“Saat ini saya juga sedang menyelesaikan studi saya,” terang mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) Jurusan Administrasi Pendidikan semester VIII.
Pemilik tinggi badan 168 cm ini juga berkata, bahwa ia menfavoritkan warna hijau karena ia pencinta alam. Dan baginya hijaulah yang merepresentasikan kesegaran dan keindahan alam.
“Saya juga orang yang cenderung menyenangi hal hal baru dan tidak monoton. Sehingga hal yang jika menurutnya positif dan mampu memacu adrenalin. Maka saya akan melakukan hal tersebut,” jelasnya.
Pemilik dari Motto hidup, “Try and Pray”. Ini juga berkata bahwa baginya sebagai manusia kita diciptakan untuk selalu berusaha. Apapun yang akan kita lakukan, kita dituntut untuk berusaha secara maksimal. Namun setelah berusaha tentu kita harus kembalikan semua kepada sang pencipta.
“Karena usaha tanpa do’a, sia-sia, dan do’a tanpa usaha juga tidak akan berguna,” lanjutnya.
Mengenai cita-cita, penggemar masakan ibunya ini pun berkata bahwa ia ingin menjadi seorang dosen, karena sejak SMA ia sudah memiliki ketertarikan dibidang pendidikan, dan ia rasa menjadi dosen adalah salah satu hal yang ia impikan karena ia bisa berbagi ilmu yang ia miliki dengan orang lain.
Adapun untuk tokoh idola saya adalah Presiden Turki, yaitu Recep Tayyeb Erdogan yang merupakan pemimpin Islam terkuat dan terhebat menurut saya, karena dapat memberikan contoh bagaimana seorang pemimpin yang memberikan rahmat dan manfaat kepada seluruh umat, tidak hanya Islam, tapi juga agama lainnya.” terangnya penuh semangat.
Sementara itu untuk sosok yang menginspirasinya, Ibnu menjawab adalah Nabi Muhammad SAW.
“Karena semua yang ada pada diri beliau membuat saya bisa belajar tentang bagaimana seharusnya saya menjalani hidup yang benar sesuai tuntunan agama saya,” lanjutnya.
Sementara itu hal yang membuatnya selalu berjuang dalam hidup adalah kedua orang tua dan keluarganya.
“Orangtua saya adalah orang yang membuat saya ada di dunia. Dan mereka alasan utama saya kenapa saya harus bekerja keras, kenapa saya harus taat beragama, kenapa saya harus kuat meski jatuh berulang ulang. Mereka menjadi tujuan utama saya dalam melakukan segala hal.” pungkasnya.
Ibnu juga berkata bahwa ia ingin membahagiakan kedua orangtuanya dengan dengan caranya sendiri yaitu memberangkatkan mereka menununaikan ibadah haji ke tanah suci.
“Hidup bagi saya adalah berbuat segala kebaikan dan berjuang untuk menuju masa depan yang cerah, bermanfaat bagi orang sekitar. Dan melaksanakan yang diperintakan oleh Allah serta menjauhi hal yang dilarang oleh Nya,” pungkasnya. (Tiwi Kasavela)