Banjarmasin, BEREDUKASI.Com — BAGI Ilham perjalan hidup adalah sebuah proses, dimana kita akan selalu mengalami pembelajaran. Serta pembenahan dalam diri untuk berusaha menjadi yang terbaik, sebagaimana motto hidupnya “Learing by Doing.”
Semangat dan jiwa pembelajar itu jugalah yang membuat pemuda kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan 14 Oktober 1997 ini. Berhasil meraih beberapa prestasi, diantaranya menjadi Aktor Terbaik dan Sutradara Terbaik dalam ajang Festival Teater Modern, ketika di SMA pernah menjadi Juara Lomba Puisi, mendapatkan Medali Emas dan Perak dalam ajang Indonesia Open Dance Sport Championships di Lomba NTB danWakil II Duta Fakultas FKIP ULM.
Wakil II Nanang Banjar Kota Banjarmasin ini pun bercerita, bahwa ia tengah sibuk kuliah, mengajar dan berlatih teater serta dansa.
“Kedepannya saya ingin segera lulus kuliah dan mulai bekerja. Saya juga bercita-cita untuk merubah kehidupan keluarga,” jelas mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan.
Ditanya mengenai hobi, pemfavorit warna putih serta penikmat nasi goreng ini. Mengatakan bahwa ia senang berkesenian dan berolahraga yang sudah menjadi rutinitas yang tak bisa dilepaskan dari hidupnya.
“Untuk sosok yang menginspirasi saya adalah Abah, Mama serta ketiga kakak saya. Karena mereka merupakan contoh pertama saya dalam menjalani hidup. Banyak pengalaman dan motivasi yang saya dapatkan dari mereka,” jelas anak bungsu dari empat saudara.
Pemilik tinggi badan 171 CM ini juga berkata, bahwa orang-orang yang menjadi alasannya untuk selalu bersemangat dalam menjalani hidup adalah keluarga. Dengan satu tujuan dan motivasi untuk merubah nasib dan menaikan derajat keluarga.
“Hidup yang saya maknai adalah selalu melakukan sesuatu dengan maksud dan tujuan, agar mampu bertanggung jawab dengan jalan hidup yang saya pilih. Semoga apa yang memang saya rencanakan, bisa berjalan dengan lancar dan sukses,” pungkasnya optimis siang itu mengakhiri perbincangan. (Tiwi Kasavela)