BANDUNG, BEREDUKASI.com — Pendidikkan pada dasarnya tidak hanya dilakukan oleh lembaga-lembaga formal. Tapi juga harus didukung oleh seluruh sendi-sendi yang ada di masyarakat. Salah satunya bisa lewat komunitas yang mewadahi bakat, minat dan juga kreatifitas orang-orang yang tergabung di dalamnya. Begitupun tujuan dari “Komunitas Infinity” yang ingin menjadi pusat pembelajaran kegiatan komunitas. Yang di dalamnya tidak hanya mengembangkan hobi tapi juga mengadakan berbagai macam pelatihan, les ataupun “Workshop” yang bertujuan tentu untuk meningkatkan kemandirian dan “Skill” bagi pesertanya.
Muliani Herman, salah satu pendiri Infinity sekaligus penggiat komunitas menerangkan, bahwa Komuniats Infinity sudah berdiri sejak 2006 dan diresmikan pada 8 Agustus 2008. Hingga kini sudah ada sekitar 28 komunitas, yang terdiri dari komunitas literasi finansial, craft, lingkungan, berkebun, kewirausahaan, disabilitas baik tunarungu, autisme, disleksia dan lain sebaginya. Dimana Infinity menjadi pusat kolaborasi, untuk melakukan promosi dan pengembangannya.
“Infinity adalah wadah bagi orang yang ingin mengembangkan dirinya lebih lanjut. Melaksanakan event-event dan memberikan pelayanan bagi masyarakat,” ujar Muliani yang sudah terjun di dunia komunitas sejak 15 tahun terakhir.
Muliani juga menerangkan bahwa saat ini kegiatan berkomunitas belum banyak dilakukan. Padahal hal tersebut sangat penting. Oleh sebab itu Infinity berupaya memberikan fasilitas bagi individu yang ingin mengeksplore dirinya untuk mengetahui minat, bakat serta potensinya.
“Selain melakukan mediasi terhadap orang-orang ingin mengenal dirinya. Kami juga melakukan kegiatan bersama sekolah untuk memperkaya kurikulum, misalnya dengan mengadakan lomba menulis untuk guru, program membaca asik dan lain sebagainya,” jelas Muliani.
Adapun kegitan yang beberapa waktu dilaksanakan oleh infinity adalah “Workshop Pendidikan Inklusif”, tentu saja tujuannya memberikan pengetahuan kepada pendidik mengenai cara pembelajaran yang unik dan dapat mewadahi, memberikan informasi dan menfasilitasi pengetahuan mengenai pendidikan yang sesuai untuk semua.
“Kami peduli dengan pendidikan, karena hal tersebut merupakan salah satu penunjang kemajuan bangsa. Kami juga ingin setiap orang dapat berdaya dan berkarya meskipun memiliki keterbatasan,” ucap Muliani di tengah kesibukannya.
Muliani juga berharap bahwa semua komunitas dapat berkembang, bukan hanya kegiatannya saja tapi juga kepribadian orang-orang yang berda di dalamnya. Untuk kemudian dapat menjadikan komunitas tempat yang menyenangkan, ruang untuk saling berbagi dan memberi manfaat kepada sesama. (Tiwi Kasavela)