Purwakarta, BEREDUKASI.Com — PERJALANAN dalam mencari informasi, terkait program PCNU Bidang Lembaga Seni Budaya Muslimin Nahdhatul Ulama (Lesbumi NU) Purwakarta, untuk pencarian “Karya Tulis Ulama” masih terus belanjut.
Kali ini Penulis berkesempatan bertemu langsung dan mewawancarai Ketua Umum Lesbumi NU Purwakarta, yaitu Aep Saepullah (41). Yang menjelaskan bahwa Program Pencarian “Karya Tulis Ulama” Purwakarta memang benar adanya.
Aep Saepullah menjelaskan, bahwa dalam pencarian Naskah “Karya Tulis Ulama” Purwakarta tersebut. Benar- benar memerlukan eksistensi dan waktu yang amat panjang.
“Selama enam bulan ini, kita target dalam satu minggu dapat Satu Kitab. Dan sekarang sudah terkumpul 45 Kitab yang sudah siap didigitalisasi,” ujar Ketua Lesbumi NU Purwakarata ini.
Menurutnya, dalam penanganan Pencarian “Karya Tulis Ulama” Purwakarta ini, diserahkan pada Tim-nya yang berada di Divisi Kebudayaan.
Masih dengan Ketua Lesbumi NU Purwakarta Aep Saepullah, yang akrab disapa Abah Aep. Menuturkan, kendala yang dihadapi sangat dominan adalah wilayah yang dihadapi, juga kondisi dari “Karya Tulis Ulama” yang sudah tidak utuh. Sehingga mengharuskan Tim menyusun ulang, yang didampingi oleh pihak Pewaris dari Sang Ulama.
“Sejauh ini kami, menemukan bahwa dalam “Karya Tulis Ulama” yang sudah ditemukan. Notabene membahas Ilmu Fiqih dan Tauhid Bermazhab Ahluhsunnah Walljamah. Namun memang ada beberapa yang bukan dari kalangan Ulama Suni,” ungkapnya.
Dalam Pengkajian Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, seringkali terdapat percampuran Islam dengan Budaya Lokal.
“Hebatnya Ulama kita itu adalah bisa mempribumisasikan Islam dengan Kebudayaan Lokal masyarakat setempat. Contohnya saja yang sudah kami temukan adalah Karya Ilmu Fiqih yang ditulis oleh Syekh Baing Yusuf,” katanya lagi, Selasa,(9/3/2021).
Abah Aep menjelaskan, banyak ditemukan juga “Karya Tulis Ulama” Purwakarta. Yang menulis Karya-nya dengan Bahasa dan Aksara Jawa Kuno. Bahkan ditemukan juga, “Karya Tulis Ulama” sohor yang dijadikan Tafsir.
“Setelah proses pencarian dan digitalisasi, kami akan resmikan bersama pihak Pemerintah. Melalui Diporaparbud Purwakarta, Bidang Kebudayaan. Kemudian akan dikenalkan dan diajarkan pula kepada kaum milenial di Purwakarta,” pungkasnya. (Naurid Ilyasa).