FeaturedInfokuRagamWisata & Kuliner

Inilah ‘Mie Baso Pasutri’ Yang Bisa Bikin Ketagihan

0

TASIKMALAYA, BEREDUKASI.Com — MIE Baso merupakan kudapan yang sudah merakyat dan tersebar di setiap tempat. Baik di Kota-kota besar, sekalipun di perkampung, banyak di temukan.

Tak heran, Mie Baso yang mengandalkan menu sederhana yaitu Mie ditambah Sayur Saosin atau Tauge dengan Baso, sudah tak asing dilidah para penikmatanya.

Bumbu penyedap rasa pun menjadi aroma tersendiri, ditambah daun seledri dan bawang goreng menjadi pelengkapnya.

Baso bulat yang terbuat dari daging sapi dan digiling serta dicampur tepung. Dengan racikan bumbu masak, memiliki rasa juga kekenyalan khasnya.

Varian Mie Baso dengan sendirinya terus berkembang hingga muncul Mie Baso Kocok, Mie Baso Dengkul, Mie Baso Cokor atau Kaki Sapi hingga Mie Baso Ayam dan lain sebagainya.

Seperti Pasutri (Pasangan Suami Istri) pedagang Mie Baso, Mang Iwan dan Rinda Agatha asal Kampung Babakan, Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Menuturkan Mie Baso yang dijualnya sudah memiliki banyak pelanggan.

‘Mereka datang ke sini kadang bergerombol. Dan itu tidak terjadwal,’ katanya di Gerai Mie Baso Babakan, Selasa, 28 September 2021.

Disebutkan, tarif yang ditawarkan dengan harga terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah. Mulai dari Rp.10.000/Mangkuk hingga Rp.15.000/Mangkuk.

:Itu pun tergantung menu dan permintaan pelanggan,’ tuturnya.

Sebagai pelengkap lainnya, Gerai Mie Baso Pasutri menyediakan juga penganan lainnya yaitu Cilok. Untuk Cilok, kata Mang Iwan, peminatnya tidak ditentukan harga per Mangkok, tetapi dihitung per butir.

‘Satu butir dengan ukuran sedang dihargai Rp.500,-,’ katanya.

Sebagai penyedap bumbu tambahan lainnya, tambahnya, pelanggan bisa memilih sendiri. Seperti Saus, Kecap Manis atau Asin, Jeruk Nipis hingga Sambal Cabe.

:Kadang pelanggan ada yang suka pedas. Ada juga yang suka asam atau sebaliknya,’ tuturnya lagi.

Di Kedai Baso Pasutri, pelanggan dimanjakan dengan duduk lesehan. Bahkan secangkir teh hangat, disiapkan guna memuaskan pelayanan.

‘Ya..saya berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi mereka (pelanggan),’ tandasnya.

Diakuinya, dirinya pernah mengikuti pelatihan UMKM dalam upaya peningkatan mutu serta kualitas Baso. Serta mengharapkan adanya bantuan modal tambahan.

‘Saat itu saya merasa gembira, selain menambah wawasan juga diharapkan ada kucuran dana,’ cetusnya.

Namun hingga kini, imbuhnya, tambahan modal yang diharapkan belum diterima.

‘Saya kira setelah dilakukan pendataan oleh pelaksana UMKM, akan segera terealisasi,’ jelasnya.

Kendati demikian Gerai Mie Baso Pasutri tersebut, tetap bertahan melayani pembeli disaat pandemi Covid-19.

‘Meski hasil yang didapat kurang memuaskan. Tapi itulah Bisnis,’ jelasnya.

Menyangkut penghasilan dalam satu hari, katanya lagi, tidak bisa ditentukan. Karena selain masih dalam suasana status level akibat Pandemi-Covid-19 juga pelanggan dihinggapi rasa was-was.

‘Ya..saya jalani meski hasilnya kurang,’ jelasnya.

Gerai Mie Baso Pasutri buka mulai pukul. 10.00 WIB hingga pukil. 20.30 WIB.

‘Yang pasti buka sekitar jam itu. Dan tutup tergantung pelanggan yang datang,’ pungkasnya. (Ombik).

admin

Film ‘Sepeda Presiden’, Merupakan Film Tentang Literasi Digital dan Literasi Informasi

Previous article

Asep Priyatin Saputra, S.STP, MM, Sosok Camat Plt Pageregeung, Memiliki Rekam Jejak Yang Mumpuni

Next article

You may also like

More in Featured