Bandung, BEREDUKASI.Com — REKTOR UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si didampingi Wakil Rektor I, Prof. Dr. H. Asep Muhyiddin, M.Ag., Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat, Dr. Ramdani Wahyu Sururie, M.Ag, M.Si melepas 23 peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional ke Malaysia yang berlangsung di ruang Sidang Rektorat, Gedung O. Djauharudin AR, Kampus I UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jl. A. H. Nasution No 105 Cipadung Cibiru Kota Bandung, beberapa waktu yang lalu.
KKN Internasional ini akan dilaksanakan di Sabah, Serawak dan Klantang Malaysia dari tanggal 29 Juli-31 Agustus 2019.
Rektor meminta kepada 23 Peserta KKN di Malaysia untuk sama-sama belajar sambil mengimplementasikan ilmu yang mereka dapatkan di universitas.
“Saya harap ilmu yang didapat di Universitas bisa diimplementasikan dengan baik di lokasi tempat KKN masing-masing. Dengan tujuan dapat membantu segala kepentingan masyarakat setempat. Perbedaan kebudayaan, tradisi tidaklah menjadi penghalang untuk saling belajar, mengerti dan memahami kehidupan nyata di tengah-tengah masyarakat,” tegasnya.
Rektor menegaskan persamaan “Rumpun” Kebudayaan, Keagamanaan antara Indonesia dengan Malayasia. Harus menjadi penguat identitas keIslaman dunia Melayu yang santun, ramah dan menjunjung tinggi keragaman adat, tradisi, budaya, agama.
“Sebagai mahasiswa pilihan dan orang-orang terbaik dari Allah SWT. Maka jadilah Duta UIN SGD Bandung di Malaysia yang bisa membanggakan dan membahagiakan kampus tercinta. Tolong sebarkan segala kebaikan, keunggulan kampus kepada masyarakat di Malaysia. Jika ada kesalah mohon langsung beritahu saya, untuk segera diperbaiki demi perbaikan kampus,” paparnya.
Rektor berpesan agar mahasiswa dan pembimbing, dapat menjaga nama baik lembaga dan membangun citra positif kampus di mata masyarakat. Dengan bermodalkan keagamaan, spiritual dan sosial yang dimiliki oleh Mahasiswa dan Dosen. Harus menjadi pembeda KKN dengan Perguruan Tinggi lain.
“Prinsipnya, jaga moral, belajar secara nyata di tengah masyarakat dan secara bersama-sama mengamalkan ilmu yang di dapat di kampus untuk kemaslahatan umat,” tegasnya.
Model KKN Internasional ini, menjadi salasatu upaya meningkatkan kualitas kampus di wilayah Asean. Dengan tahapan yang harus ditempuh, mulai dari penerimaan Mahasiswa baru, pertukaran Mahasiswa dan Dosen, Penelitian dan Pengabdian Mahasiswa dan Dosen, Publikasi Karya Ilmiah dan Jurnal.
“Sesuai dengan permintaan dari pihak Malaysia, rencananya untuk tahun sekarang akan dilakukan test CBT ke UIN SGD Bandung di Malaysia. Dengan harapan calon mahasiswa tidak direpotkan ke Bandung. Menunggu kelulusan dengan harap-harap cemas, setelah datang tidak lulus. Mohon dukungannya supaya terlaksana dalam rangka meningkatkan kualitas dan martabat kampus di Asean,” jelasnya.
Bagian KKN Sisdamas
Kepala PPM, Dr. H. Ramdani Wahyu Sururie, M.Ag., M.Si.,menuturkan KKN Internasional ke Malaysia itu bagian dari KKN Sisdamas (Berbasis Pemberdayaan Masyarakat tahun 2019 yang akan diikuti 5.600 Mahasiswa angkatan 2016 yang disebar ke Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Pangandaran, Kota Bandung.
Menurutnya KKN Sisdamas merupakan proses pembelajaran yang memadukan Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat di suatu daerah tertentu yang dilakukan oleh Mahasiswa untuk ikut serta melakukan pemberdayaan masyarakat.
“Jadi KKN Sisdamas adalah kegiatan Pengabdian dan Pemberdayaan kepada masyarakat di suatu daerah tertentu yang dilakukan oleh Mahasiswa. Berdasarkan prinsip Pembangunan Partisipatif, Demokratis dan Berkelanjutan. Sesuai 17 tujuan pembangunan atau Sustainable Development Goals/SDGs,” tegasnya.
KKN Sisdamas dengan bentuk pengabdian kepada masyarakat itu harus meliputi :
Pertama, Pembelajaran masyarakat. Kegiatan yang ditujukan untuk belajar bersama masyarakat atau menguatkan kemampuan, potensi dan aset masyarakat. Termasuk Dialog, Lokakarya dan Pelatihan.
Kedua, Pendampingan masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan secara Intensif dan Partisipatif. Agar tercapai kemandirian dari komunitas atau kelompok mitra.
Ketiga, Terbentuk beragam keterampilan yang dimiliki mahasiswa untuk melaksanakan program-program pemberdayaan dan pembangunan.
Keempat, Pengembangan ipteks di UIN Sunan Gunung Djati. Akan memperoleh umpan balik berdasarkan hasil pemberdayaan masyarakat.
“Dengan demikian, kurikulum UIN SGD Bandung. Akan relevan dengan dinamika masyarakat,” pungkasnya. (MIF)