Garut, BEREDUKASI.Com — SEJALAN dengan keberadaan Undang-Undang No.5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Dimana didalamnya terdapat 10 Objek Pemajuan Kebudayaan dan salasatunya adalah Olahraga Tradisional/Permainan Tradisional.
Sebagai salasatu Kabupaten yang telah memiliki/menyampaikan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD). Maka Pemkab Garut kali ini melalui Bidang Olahraga Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Kabupaten Garut. Memiliki kewajiban, untuk terus membina dan mengembangkan kebudayaan yang ada didaerahnya.
Setelah sukses menggelar Pertandingan Olahraga Tradisional Se-Jawa Barat untuk tingkat SMP/Sederajat. Kabupaten Garut kembali mengadakan Invitasi Olahraga Tradisional Tingkat SD/Sederajat Se-Kabupaten Garut. Kegiatan tersebut akan diselenggarakan pada 6 s/d 7 November 2019 di Sarana Olah Raga (SOR) Ciateul Jl.Merdeka, Garut.
Peserta kegiatan kali ini merupakan perwakilan TK dan SD/Sederajat dari tiap Kecamatan. Cabang olahraga yang akan dipertandingkan adalah Egrang, Hadang, Tarumpah Panjang, Dagongan dan Sumpitan.
Sebagai salasatu persiapan kegiatan tersebut, digelar Rapat Persiapan Calon Wasit dan Juri yang dilaksanakan pada Kamis, (31/10) di Gedung PGRI Garut.
Dalam kesempatan itu, Kabid Olahraga Dispora Kab. Garut Tito Sugito menyampaikan, bahwa kedepannya cabang-cabang Olahraga Tradisional juga, akan mendapatkan perhatian yang sama seperti pada cabang Olahraga Prestasi.
Komitmen ini merupakan tugas besar bagi Komite Olahraga Tradisional Indonesia (KOTI). Sebagai organisasi resmi yang menaungi Olahraga Tradisional, KOTI terus berbenah dan direncanakan akan berubah menjadi Komite.
“Saya optimistis bahwa cabang-cabang Olahraga Tradisional. Akan berkembang cukup pesat, terlebih perhatiannya bukan hanya dari Dispora saja, tapi beriringan dengan Disparbud dan Disdik,” jelas Tito yang juga menjabat Ketua KOTI Pengcab Garut.
Ditambahkan Tito, Olahraga Tradisional tidak hanya berfungsi sebagai ajang membina kebugaran. Tetapi memiliki misi untuk “Merawat Budaya”.
“Olahraga Tradisional, memiliki peran untuk menyehatkan bangsa. Sekaligus melestarikan Budaya, sesuai dengan “Slogan” KOTI, Bugar Bangsaku – Lestari Budayaku,” katanya.
“Kami berharap semua Kecamatan atau Korwil, dapat mengirimkan kontingennya untuk mengikuti kegiatan ini,” tutup Tito. (Buce Wiriaatmadja)