KLATEN, BEREDUKASI.Com — PANDEMI Covid-19 yang berkepanjangan dan mampu meluluhlantakan perekonomian keluarga, menuntut seseorang untuk Menggeliat dan Kreatif untuk melawan pandemi.
Salasatu dengan berani mengambil resiko dengan membuka usaha dibidang kuliner. Walau belum ada penelitian pasti usaha kuliner menjadi salasatu usaha yang bisa bertahan menghadapi pandemi.
‘Dan kebetulan pada saat yang sama, ada salah satu saudara yang berbinis di usaha Home Stay Pagsis Village ingin mengembangkan dengan menambah Usaha Coffe Shop untuk para tamu yang menginap. Jadilah Pagsis Kopienti sebagai pelengkapan dari Pagsis Village,’ papar Adi Pamungkas, ketika ditemui di Kedai Pagsis Kopienti, Morangan, Karang Anom, Klaten Utara. Jumat, 22 Oktober 2021.
Kenapa Teh ? Secara umum persaingan usaha dibidang Teh lebih menjanjikan dibanding Kopi. Kedai Kedai Kopi sudah ada dimana-mana dan selalu muncul yang baru.
‘Usaha minuman berbasic Teh belum seramai Kopi. Padahal tradisi minum Teh sudah ada sejak lama. Seperti tradisi minum Teh Poci atau Teh Nasgitel. Bahkan di Daerah Solo minum Teh menjadi minuman wajib, saat ada pesta pernikahan. Sehingga ada Racikan Teh yang disebut Teh Nganten,’ jelas Adi.
Meski Bisnis Teh belum seramai Kopi pada saatnya nanti. Perkembangan Kedai Teh, akan sama banyaknya dengan Kedai Kopi. Nah, untuk bisa bersaing pada nantinya, Pagsis Kopienti mengambil sikap untuk ambil posisi. Dengan membidik pangsa pasar menengah ke atas.
‘Pagsis Kopienti, memang berada di sebuah Desa di Kota Kecil , tapi justru kelemahan lokasi ini dijadikan kekuatan untuk mendatangkan Penikmat Teh. Karena itu menu Teh nya benar- benar Produk Teh Premium bukan kemasan Produksi Masal. Seperti White Tea, Oolong Tea, Green Tea atau Pun Black Tea dari perkebunan perkebunan teh ternama di pulau Jawa,’ tutur Adi.
Teh Premium tersebut disajikan ke Penikmat dengan cara diseduh yang benar. Sehingga kandungan Vitamin dan Mineral dalam Daun-daun Teh itu tidak rusak atau hilang. Seperti pengaturan Suhu yang sesuai Karakter Teh, perbandingan asio air dan Teh serta lama seduh juga yang tepat.
‘Pendeknya di Pagsis Kopienti itu, Menikmati Teh bukan Minum Teh,’ jelas Adi sambil tertawa renyah.
Teh Kekinian.
Penikmat Teh mungkin sering dikaitkan dengan golongan umur tertentu, bukan milenial banget. Bisa jadi asumsi itu benar, tapi asumsi itu menjadi tantangan. Untuk mengenalkan dan mensyarakat Tradisi Minum Teh Premium di kalangan milenial.
Langkah awal yang diambil Pagsis Kopienti dengan menyajikan menu Tea Mocktail.
‘Perdauan menu Jus Buah seperti Mangga, Melon, Semangka, Lychee, Karika dengan Seduhan Teh Hijau. Perpaduan Jus Buah dengan Teh, selain menghasilkan menu yang menyegarkan juga menghasilan perpaduan warna dalam sajiannya.
‘Sajian menu Teh Buah, kami seperti Pelangi Warna Warni. Seperti menu Manggo Blue Ice Tea, Cantaloupe Watermelon Ice Tea atau pun Lychee Red Ice Tea,’ jelas Adi.
Dengan rasa yang segar dan tampilan menarik menjadi senjata untuk menbidik pasar millenial.
Selain Pagsis Kopienti juga memberi kemudahan bagi penikmatan dengan jualan secara online. Bahkan hingga akhir Oktober ada Fiskon 30 Persen.
Mesri Pagsis Kopienti menekan menu Teh tetep tidak melupakan menu Kopi. Bahkan Kopi yang dipilih Kopi Premium seperti Kopi Ijen Peaberry dari Banyuwasi dan kopi lainnya. Menu kopi nya pun disajikan secara khusus. Baik yang Manual Brew maupun dengan Mesin Espresso.
Mengambil posisi yang menyajikan menu Premium baik Teh maupun Kopi dengan menggunakan alat dan mesin Espresso Premium pasti membawa konsekuensi logis terhadap harga.
‘Mesti sajian menu kami Kelas Premium soal harga kami bersahabat. Antara lima belas hingga tiga puluhan ribu,’ ujarnya.
Pangsa Pasar dan Sasaran Pembeli telah ditetapkan, usaha pun telah dijalankan yang saat in dibutuhkan kesabaran dan ketekunan.
Seperti falsafah Jawa yang menjiwai Bisnis Pagsis Kopienti ‘Teteken Tekun Bakale Tekan’ Berpegang pada ketekunan pasti akan sampai pada kesuksesan. (Buyil).