BEREDUKASI.COM — PERSAINGAN menjadi pengemudi kendaraan Ojeg kian hari makin seru. Bukan hanya harus bersaing merebut penumpang sesama Ojeg Pangkalan tapi dengan Ojeg Online.
Di sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung Selatan, keberadaan Ojeg Online merupakan pesaing. Namun tidak bagi wilayah Majalaya, seakan terpupus dengan maraknya Ojeg Pangkalan.
Adalah Mamat (56) warga Kampung Talaga, Desa Karyalaksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung Jawa Barat. Yang kesehariannya sebagai Pengemudi Ojeg Pangkalan. Ia mengaku alami kesulitan Ekonomi karena tidak memiliki penghasilan.
Dan setelah memilih menjadi Pengemudi Ojeg Pangkalan, kehidupannya memiliki penghasilan. Meski diakui nasibnya belumlah mujur. Pasalnya pengahsilan yang didapat masih jauh dengen keperluan yang dibutuhkan setiap hari.
‘Tidak dipungkir dari hasil Ngojeg saya bisa memberi nafkah anak dan istri,’ kata Mamat.
Diakuinya, jika tidak memiliki langganan konsumen, persaingan sesama Ojeg Pangkalan dibuatnya susah.
‘Untungnya saya punya langganan Karyawan Pabrik. Upah yang diberikannya pun setiap tanggal saat di Pabrik Keluar Gajih,’ kata Mamat.
Jam antar jemput bagi langganan disesuaikan dengan aturan Shif pelanggan di Pabrik.
‘Kalau Shif malam, ya saya antar Malam begitu selanjutnya disamping mencari konsumen lain,’ tuturnya lagi.
Sementara tarif yang ditentukan, kata Mamat, diakuinya tidak memberikan harga.
‘Itu tergantung kesadaran penumpang,’ cetusnya, beberapa waktu lalu.
Disebutkan, kehadiran Ojeg Online di Majalaya tidak disebut sebagai pesaing.
‘Justru yang menjadi pesaing adalah sesama Ojeg Pangkalan,’ tambahnya.
Lepas dari itu, kehidupan menjadi Pengemudi Ojeg Online banyak cerita. Mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga harus memikirkan pelayanan, kepada Konsumen agar menjadi pelanggan tetap.
Diakui Mamat, meski star untuk mangkal di tempat mangkal pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Dirinya merasa bersyukur dari penghasilan sebagi Pengemudi Ojeg, bisa memiliki rumah sendiri, serta kendaraan motor sendiri.
‘Saat menjadi Pengemudi Ojeg sepi, saya berjualan es atau yang lainnya. Sehingga kebutuhan bisa terpenuhi,’ cetusnya.
Dalam sehari selama enam jam, dirinya bisa menghasilkan Rp.150.000,-.
‘Itu jika lagi rame, tapi kalau tarikan lagi sepi. Paling dapat Rp.80.000,-. Sudah termasuk bensin,’ pungkasnya. (Ombik).