EkonomiFeaturedInfokuRagam

Kelapa Besar Itu Dihitung Satu Butir, Kalau Lingkarannnya Kecil, Bisa Satu Berbanding Dua Atau Tiga…..!

0

Kabupaten Tasikmalaya, BEREDUKASI.Com — SOSOK Nur (45) seorang Pedagang Kelapa Parud di Pasar Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Yetap bertahan di bidang usahanya meski kondisi tak menentu.

Menurutnya, bahan Kelapa Parud harus bersaing dengan kelapa muda sebagai bahan minuman segar.

“Itulah salasatu yang disebut dengan kondisi tak menentu,” kata Nur, di kios Kelapa Parut Pasar Manonjaya, Minggu (12/9/21).

Ditambahkannya, kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kiriman kelapa dari para Pemetik atau Petani.

Bahkan, tambahnya, saat Pemetik datang dengan membawa kelapa jumlah kelapanya tidak banyak dan bulatannya tidak merata.

‘Untuk pedagang Kelapa Parud, jelas kelapa yang di terima dari mereka (Pemetik, Petani) harus sudah di kupas kulitnya,’ cetusnya lagi.

Karena, tambahnya, pembayaran ditentukan oleh jumlah kelapa serta lingkaran besar kecilnya kelapa.

“Kalau yang besar itu di hitung satu butir. Kalau yang lingkarannya kecil bisa 1 berbanding dua atau tiga,” jelasnya.

Artinya, kata Nur, jika lingkaran diameter kelapa kecil, maka jumlah dua atau tiga, dihitung satu butir.

“Berbeda dengan lingkaran kelapa normal, di hitung tetap satu,” jelasnya.

Sementara untuk penjualan Parud Kelapa, kata Nur bisa dipesan satu butir kelapa kemudian minta untuk diparud.

“Atau bisa juga dengan cara eceran, yaitu membeli sesuai dengan permintaan. Misalanya beli Rp.3000,-,” jelasnya.

Untuk satu butir kelapa yang sudah dikupas, kata Nur dihargai Rp.6000. Sementara untuk Parud Kelapa sesuai permintaan konsumen.

“Untuk yang membeli eceran kita takar dengan kilo-an,” tandasnya.

Dijelaskan, maksud takaran kilo-an adalah jika ada yang membeli 1 Kg harganya pasti berbeda dengan harga 0,5 kg, dan seper empat Kg.

‘Jadi harga tergantung yang membeli. Yang pasti berapa pun membelinya kita takar menggunakan kiloan,’ jelasnya.

Untuk bahan baku Kelapa Parud, kata Nur, dirinya kerap mendapat pasokan dari para Pemetik Kelapa wilayah Cineam Gunung Tanjung serta wilayah pelosok Manonjaya lainnya.

Diakuinya, jika barang pasokan tengah melimpah di Petani, dengan sendirinya mereka datang ke kios tanpa memberi kabar terlebih dahulu.

“Itu tidak bisa dipastikan hari dan bulannya. Karena berebut dengan Penjual Kelapa Muda,” tuturnya.

Namun yang pasti, jelas Nur pasokan Kelapa Parud masih berjalan normal.

‘Kalau pun terjadi kesulitan pasokan terpaksa tidak jualan. Dan itu jarang terjadi,’ pungkasnya. (Ombik).

admin

Kereta Tanpa Masinis Ini, Merupakan Yang Ke-3 Di Indonesia.

Previous article

Empat Wilayah Di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, Terendam Banjir……!

Next article

You may also like

More in Ekonomi