Bandung, BEREDUKASI.Com — SENJATA Api bagi militer merupakan salasatu perlengkapan yang tidak terpisahkan. Sedangkan Senjata Api yang melepaskan satu atau lebih proyektil yang didorong dengan kecepatan tinggi oleh gas yang dihasilkan oleh pembakaran suatu propelan. Dengan proses pembakaran cepat ini, secara teknis disebut Deflagrasi.
Senjata Api dulu umumnya menggunakan bubuk hitam sebagai Propelan, sedangkan Senjata Api Modern kini menggunakan Bubuk Nirasap, Cordite atau Propelan lainnya. Kebanyakan Senjata Modern menggunakan laras melingkar untuk memberikan efek putaran pada proyektil. Untuk menambah kestabilan lintasan.
Senjata Api juga dapat megeluarkan suara yang cukup nyaring. Untuk menghindari suara terdengar dalam artian mengutamakan kerahasiaan. Biasanya militer menggunakan Peredam Suara (Silencer).
Silencer, adalah sebuah alat yang dipasang pada atau bagian dari laras Senjata Api. Untuk mengurangi suara dan kilatan cahaya yang dihasilkan dari tembakan.
Menyikapi hal tersebut, Prajurit Peralatan Kodam (Paldam) III/Siliwangi. Berupaya melakukan inovasi sebuah Silencer baik bagi senjata ringan yang diperuntukan Senapan SS-1/SS-2 dan senjata berat untuk Silencer Primer 105 mm, Selasa (12/1/2021).
Sebuah inovasi yang dibuat oleh Paldam III/Slw yaitu alat peredam yang diperuntukan untuk senapan SS-1/SS-2 yang terbuat dari Bahan Kuningan, Dural dan Besi. Dengan sistem peredam suara monocore 5,24 Db. Silincer ini berkaliber 5,56 mm panjang 246 mm berdiameter 38 mm dan berat 590 gram.
Ide inovasi Silencer yang di gagas oleh Kepala Peralatan Kodam (Kapaldam) III/Slw kolonel Cpl Dwi Soemartono. Dan dikerjakan langsung oleh Kepala seksi Persenjataan Mayor Cpl Andri Abdilah ini. Mendapat penghargaan dari Pangdam III/Slw Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto.
“Inovasi teknologi alutsista seperti yang dilakukan oleh Paldam III/Siliwangi ini, harus terus ditumbuh kembangkan. Karena, kata alat Silencer ini bisa di gunakan bagi seluruh satuan jajaran Kodam III/Siliwangi dan juga bisa di gunakan seluruh angkatan,” katanya. (Pendam III/Siliwangi).