Bandung, BEREDUKASI.Com — PANDEMI Covid-19 telah menyebabkan berbagai sendi kehidupan khususnya di Jawa Barat terganggu.
Peran seluruh elemen melalui Kolaborasi menjadi salasatu kunci sukses. Untuk dapat memutus mata rantai penyebaran Virus Corona tersebut.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memastikan diri untuk All-Out dalam perang melawan Virus Corona atau Covid-19 di Jawa Barat.
Itu ditegaskan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Kusmana, dalam temu Virtual Penulis pembangunan keluarga, kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) yang tergabung dalam Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Senin, (27/4/2020).
Selain Uung, sapaan Kusmana, turut menyampaikan situasi terkini penanganan Covid-19 di Jawa Barat. Antara lain Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, sekaligus Ketua Divisi Pengamanan dan Penanganan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Dedi Supandi.
Sejumlah petugas lini lapangan dari Kabupaten dan Kota di Jabar juga, turut melaporkan situasi terkini penanganan Covid-19 di Daerah masing-masing.
Kepala Perwakilan BKKBN Jabar, Kusmana mengungkapkan, dalam mendorong partisipasi aktif memutus penyebaran Covid-19, pihaknya telah mengambil sejumlah langkah strategis untuk terlibat aktif.
“Kita ingin optimalisasi Bangga Kencana, untuk dapat berperan aktif dan berjuang di Garda Terdepan dalam menghalau penyebaran Covid-19 di Jabar. Karenanya sejumlah langkah strategis pun telah banyak dikeluarkan BKKBN Jabar,” ungkap Uung, sapaan akrab Kusmana saat menggelar Video Conference bersama sejumlah Stake Holder dan Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Jabar.
Uung mengungkapkan, sesuai dengan perannya yang berada di Garda Terdepan pembinaan dan pembangunan keluarga, telah mengerahkan 34 Unit Mobil Penerangan di seluruh Kota/Kabupaten di Jabar menjadi sarana Sosialisasi.
“Kami BKKBN dan Organisasi perangkat Daerah yang membidangi Bangga Kencana di Kabupaten dan Kota. Langsung terjun ke masyarakat untuk melakukan Sosialisasi dan Edukasi pencegahan Covid-19 menggunakan Mobil Unit Penerangan (Mupen). Total ada 24 Mupen di seluruh Kabupaten dan Kota Se-Jawa Barat yang dikerahkan,” terang Uung.
Tidak hanya itu saja langkah strategis yang dilakukan lanjut Uung, BKKBN Jabar juga telah mengerahkan berbagai kekuatan yang dimiliki mulai dari Tenaga Penggerak Desa, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lanjut Usia, Usaha Ekonomi Produktif. Serta Lini Lapangan lainnya untuk terlibat aktif dalam Gugus Tugas Covid-19.
“BKKBN memiliki 1.191 Penyuluh KB, 2.000 Tenaga Penggerak Desa dan Kelurahan (TPD), 5.400-an Pos KB dan 8.000-an Sub Pos KB. Semuanya terjun ke lapangan untuk membantu masyarakat,” papar Uung.
Lebih lanjut, dalam Video Conference tersebut, Uung juga memaparkan bagaimana optimalisasi sejumlah Diklat. Untuk membantu Pemerintah Daerah setempat melakukan Rapid Test seperti Balai Diklat Cirebon yang difungsikan sebagai tempat penyelenggaraan Rapid Test serta penampungan sementara.
Bangga Kencana lanjut Uung juga menyediakan Ruang Konseling Keluarga. Untuk mengurangi stres pada keluarga akibat terdampak Covid-19.
“Kami juga sangat memperhatikan kondisi keluarga. Khusus bagi keluarga yang menderita stres akibat wabah Vovid-19, BKKBN Jawa Barat. Baru saja meluncurkan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) Sauyunan di Kota Bandung. Untuk melayani Konseling Keluarga terdampak Covid-19. Masyarakat yang merasakan gejala Psikis terkait Pandemi Covid-19. Bisa mendatangi PPKS Sauyunan. Kami menyiapkan sejumlah konselor dan tenaga ahli di sana,” tambah Kusmana.
Di sisi lain, Uung menjamin pelayanan Bangga Kencana tetap berlangsung selama Pandemi Covid-19. Pelayanan Kontrasepsi dilakukan Reguler dengan terlebih dahulu membuat janji dengan petugas kesehatan yang akan melayani. Adapun pembinaan-pembinaan peserta KB dilakukan. Dengan memanfaatkan layanan Daring atau Online.
Sejumlah kanal informasi BKKBN Jawa Barat juga secara periodik menyampaikan perkembangan terbaru terkait penanggulangan wabah.
Uung tidak memungkiri adanya layanan yang terpaksa ditangguhkan selama Pandemi. Yakni, pelayanan yang berpotensi mendatangkan massa. Sebut saja misalnya pelayanan terpusat Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Tubektomi alias Metode Operasi Wanita (MOW) dan Basektomi atau Metode Operasi Pria (MOP) yang biasanya dilaksanakan berbarengan. Kegiatan Bakti Sosial atau momentum pelayanan lainnya.
“Kami terus berkoodinasi dengan Dinas Kesehatan Jawa Barat. Untuk memastikan pelayanan Kontrasepsi tetap berlangsung. Tentu dengan beberapa penyesuaian. Kami memastikan Rantai Pasok Kontrasepsi tetap terjaga. Kami juga memberikan dukungan moril maupun alat bantu kepada para Bidan melalui kerjasama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Jawa Barat,” terang Uung.
(Tesaf).