By 
Banjar, BEREDUKASI.Com — PULUHAN Pelajar Kota Banjar yang tergabung dalam Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Mendapatkan sosialisai wawasan pemilu 2019, bagi Pemilih pemula, di Gedung PC Nahdlatul Ulama (NU) Kota Banjar, Desa Mulyasari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, beberapa waktu yang lalu.
Ketua Panita sekaligus Ketua PC IPPNU Kota Banjar, Renita, yang akrab dipangil Rere, mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut. Merupakan realisasi dari amanah UU No. 7 tahun 2017 tentang Pemilu yaitu memberikan jaminan bagi Pemilih Pemula yang pada 17 April 2019, genap berusia 17 tahun. Guna menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu 2019.
“Secara kuantitatif, jumlah Pemilih Pemula cukup besar dan berkontribusi signifikan, bagi kemenangan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu Pilpres maupun Pemilu Legislatif (Pileg),” jelasnya.
Namun demikian, dalam aktualisasi hak pilih mereka masih mengandung masalah. Bahkan potensial menyebabkan Pemilih Pemula kehilangan hak pilihnya.
“Masalah ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan harus dicarikan solusinya. Untuk menyelamatkan jutaan hak pilih kelompok potensial ini pada Pemilu 2019 nanti,” tegasnya.
Menurutnya, selain problem administratif, problem lainnya yaitu, Pemilih Pemula rawan dipolitisasi dan dijadikan komoditas politik. Untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas kontestan Pemilu, baik Pilpres maupun Pileg.
“Pemilih Pemula juga rawan didekati, dipersuasi, dipengaruhi, dimobilisasi dan sebagainya. Untuk bersedia mengikuti kampanye yang dilaksanakan, apalagi mengidap penyakit labilitas dan emosionalitas,” ungkapnya.
Atas dasar itulah yang mendorong PC IPNU dan IPPNU Kota Banjar, untuk berkolaborasi dan bekerjasama dengan KPU Kota Banjar. Untuk memberikan wawasan dan Pengetahuan tentang Pemilu 2019.
Anggota Komisioner KPU Kota Banjar, Moch Wahab Hasbullah, menambahkan bahwasanya target KPU Kota Banjar untuk Pemilih Pemula. Bukan hanya mensukseskan datang ke TPS saja, melainkan bagaimana menekan untuk mengurangi surat suara tidak sah.
“Kalau datang ke TPS, barang tentu itu hal yang utama. Tapi lebih dari itu, bagaimana kami berusaha menekan angka surat suara tidak sah dan kualitas pemilihnya-pun berkualitas,” imbuhnya. (Agus Berrie)
