Bandung, BEREDUKASI.Com — MENGAJAR, adalah hobi sekaligus kegiatan sehari-hari dari Ana Andriana atau Ana.
Ana gadis kelahiran Bandung, 25 Agustus 1994 ini. Sekarang tengah merintis dunia usaha dibidang pendidikan yang beri nama “Kurva Privat”. Selain itu ia juga memiliki harapan yang besar bagi perkembangan dunia pendidikan.
“Saya tertarik menjadi guru sejak kecil. Dan hal itu terwadahi ketika pada tahun 2013. Saya tergabung dalam komunitas Taman Tekhnologi, dimana komunitas tersebut memiliki kegiatan sosial untuk mengajar secara suka rela kepada sekitar 20 anak di Kawasan Pondok Hijau,” jelas Ana, ketika ditanya awal mula keterlibatannya dalam dunia ngajar mengajar.
Ana juga menerangkan bahwa banyak manfaat yang ia dapatkan ketika mengajar. Dimulai dari melatih kesabaran, memberikan pemaparan dan lain sebagainya. Namun hal ini tetap menyenangkan baginya, karena ada sebuah kepuasan ketika mampu membagikan ilmunya kepada anak-anak.
“Waktu itu kami mengajar anak usia 5-10 tahun, selain pembelajaran di sekolah. Kami juga mengolah kreatifitas mereka, mengadakan studi tour ke museum lewat bantuan donatur, melakukan percobaan sains dan lain sebagainya.” terangnya.
Selain mengajar di komunitas, sejak tahun 2013. Ana juga bergabung dengan lembaga privat dan mengajar dari ke rumah-rumah. Dari mengajar inilah dirinya mendapatkan banyak pengalaman. Salasatunya mempelajari ilmu psikologi dan cara menghadapi ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).
Menurut Ana, ABK juga memiliki potensi yang luar biasa, namun biasanya ada pada satu bidang dan jika itu dikembangkan hasilnya akan baik sekali.
”Sebagai seorang pengajar, saya juga mencari informasi lewat buku, internet, televisi kemudian berdiskusi dengan orang yang ada pada bidang tersebut. Tentunya untuk menunjang pelayanan terbaik saya untuk mereka,” ungkap Ana.
Selain mengajar dan merintis usaha di Kurva Privat, Ana juga tertarik untuk memulai usaha properti dan kuliner. Karena baginya menjadi pengusaha itu, memiliki waktu yang lebih fleksibel dan penghasilan yang tidak terbatas.
“Saya juga memiliki beberapa tokoh yang menginspirasi yaitu Sri Mulyani Menteri yang tegas dan dibutuhkan oleh dunia. Kemudian kak Seto yang memang memiliki kepedulian tinggi terhadap dunia pendidikan,” ungkap Lulusan Managemen, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini.
Ana juga berpendapat, bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting dan merupakan jalan untuk memutuskan rantai kemiskinan. Karena ilmu itu tidak ada habisnya dan dapat diaplikasikan kemana saja. Berbeda dengan harta yang semakin digunakan semakin habis.
“Mengajar bagi saya adalah panggilan jiwa, hal yang tidak akan pernah membuat saya lelah, karena ini adalah “passion” saya. Kebahagiaan saya adalah jika melihat mereka lebih sukses dan bermanfaat,” ungkap gadis ini.
Kedepannya, Ana ingin terus mengembangkan kemampuannya dalam mengajar, mengajak rekan-rekannya untuk sama-sama berperan dalam dunia pendidikan dan menebarkan hal-hal yang membangun untuk sesama.
“Jangan memaksakan anak untuk mempelajari hal yang mereka tidak sukai, tapi cari tau apa yang menjadi minat mereka. Kemudian kembangkan. Kelak mereka akan mampu berkarya dan berhasil,” ujar Ana, ketika ditanya apa prinsipnya dalam mengajar. (Tiwi Kasavela)