Purwakarta, BEREDUKASI.Com — MENANGGAPI keluhan warga RT.10 RW.10 Kel. Nagrikidul. Tentang tumbuhan liar yang menjadi sarang ular dan ulat serta got yang di penuhi endapan lumpur. Pihak Kelurahan Nagrikidul, bersama warga menggiatkan gotong royong membersihkan lingkungan itu.
Bahkan pihak SDN 1 Nagrikidul, kali ini ikut berpartisipasi karena lahan dan bangunan yang kosong milik sekolah itu. Juga banyak ditumbuhi tanaman liar yang mengganggu.
Berdasarkan keluhan warga RT.10 dampak dari kondisi lingkungan itu. Rumah warga sekitar, sering dimasuki ulat bulu yang menyebabkan gatal, terlebih di lahan kosong milik SDN 1 Nagrikidul.
“Baksos ini saya ajukan karena saya sering mendapat keluhan dari Warga di RT.10 yang rumahnya di masuki oleh ulat bulu. Bahkan kemarin ada laporan rumah warga sekitaran lahan kosong yang ditumbuhi ilalang itu dimasuki ular,” terang Bambang, selaku Ketua R.10/RW.10, Jumat,(23/8/19).
Selain itu dihawatirkan juga bangunan kosong SDN 1 dipakai untuk hal yang negatif oleh perilaku remaja.
“Saya pernah menemukan botol miras di dalam bangunan itu. Dan ada laporan warga pasangan remaja berada di dalam bangunan,” ungkapnya.
Menanggapi laporan itu, Umri ST selaku Lurah Nagrikidul, memediasikan pihak SDN 1 Nagrikidul. Agar meninjau langsung dan ikut berpartisipasi dengan warga RT.10.
“Selain kita bersihkan lingkungan, kami bantu sambungkan keluhan warga kepada Kepala SDN 1 Nagrikidul,” kata Umri saat berlangsungnya kerja bakti itu.
Merasa terbantu oleh warga, Kusmiati Selaku Kepala SDN 1 Nagrikidul, mengapresiasi kepedulian warga RT.10. Dia juga membawa serta pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, untuk ikut memperhatikan langsung kondisi lahan dan bangunan kosong sekolah itu.
“Saya ucapkan terima kasih untuk warga dan pihak Kelurahan Nagrikidul. Yang telah membantu kami membersihkan lahan kosong milik SDN 1 Nagrikidul. Saya bersama Pak Ikhwan dari Dinas Pendidikan kedepannya, akan melakukan penanganan membuat pengajuan dan berita acara untuk menyekat lahan kosong. Agar lingkungan ini tidak terganggu oleh dampak dari lahan dan bangunan kosong milik sekolah kami,” papar Kusmiati.
Sementara menurut Ikhwan A. Firdaus ST. Selaku Kasi Sarana Prasarana Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta mengatakan, sebelumnya pihak Dinas Pendidikan sudah membuat perencanaan untuk SDN 1 Nagrikidul.
“Sebelumnya kita sudah membuat pengajuan pengembangan sekolah SD ini dan terkendala oleh anggaran. Tetapi sekiranya langkah yang di ambil adalah pemerataan bangunan kosong, kita coba kembali mengajukan penghapusan aset oleh Dinas Ciptakarya. Dan di dukung oleh bukti-bukti nyata seperti foto lokasi,” ulasnya ditengah hangatnya perbincangan siang itu. (Wief)