Bandung, BEREDUKASI.Com — BISA terus berkembang sebagai individu dan mengetahui diri sendiri. Dengan lebih dalam adalah harapan dari gadis cantik bernama lengkap Amanda Fareeha Ajiwibowo yang biasa di sapa “Manda” atau “Mandy”.
Usaha untuk melakukan hal-hal terbaik dalam hidupnya pula yang mengantarkannya. Meraih beragam Prestasi diantaranya 1st Champion of Story Telling Competition Jakarta Timur 2007, 1st Runner Up Champion of Story Telling Competition DKI Jakarta 2008, Duta Sekolah untuk Anti HIV AIDS Jakarta 2008/2009, Indonesia Youth Delegation for TUNZA International Children and Youth Conference, The United Nations Environment Programme (UNEP) 2011, Octo Finalist of The 6th Phyxius English Debating Championship 2011 dan Quarter Finalist of Debate Competition of The 16th ALSA National English Competition 2012
“Be strong, be independent, be your own person, yet always be considerate, compassionate, loving, and helpful towards the people around you.itulah motto hidup saya,” papar gadis yang lahir di Corvallis, Oregon, Amerika Serikat (AS) 16 Agustus 1994.
Manda pun sempat bercerita bahwa ia lahir di Amerika Serikat. Karena dulu ayahnya kuliah S3 di negara tersebut. Saat pulang ke Indonesia, ia memiliki bahasa Inggris sebagai bahasa ibu dan tidak langsung bisa berbahasa Indonesia.
“Sehingga saat bersekolah, saya dapat diistilahkan menjadi anak bawang, yang harus beradaptasi terlebih dahulu dalam hal bahasa. Jadilah lebih tua setahun ketimbang anak-anak angkatan saya. Sekaligus membuat saya berperan menjadi ibu bagi teman-teman,” ulasnya.
Kedepannya, Manda berharap bahwa pekerjaannya sebagai “Make Up Artist” pun bisa terus maju. Dan ia juga ingin mengeksplor minat serta potensinya yang lain. Dan merasa sangat senang ketika memiliki hobi yang dapat menghasilkan. Semoga dengan begitu bisa bermanfaat bagi orang lain, terlebih jika dapat berbagi ilmu dan menginspirasi.
“Saya memiliki banyak hobi sala satunya adalah menggambar dan melukis. Dengan dua hal itu, saya bisa mengembangkan kreativitas dan menuangkan emosi. Mentranslasikan apa yang ada di pikirannya atau apa yang ia rasakan menjadi sebuah karya,” jelasnya
Hobi menggambar itu pula yang membuat Manda, tertarik pada seni “Make Up” dan mengantarkannya menjadi “Make Up Artist”.
“Menjadi seorang “Make Up Artist” bagi saya, merupakan suatu bentuk menghasilkan karya seni pada wajah. Tantangannya ada pada bagaimana kanvas-kanvas itu, berbeda satu sama lain. Namun saya bisa meriasnya sedemikian rupa dengan teknik yang berbeda sesuai wajah mereka. Semua perempuan cantik dan “Make Up”, menurut saya adalah usaha untuk menonjolkan kecantikan masing-masing,” terangnya.
Selain itu penggemar warna nude dan hitam ini juga, mengaku senang dengan “crafting”. Manda bercerita jika ada bahan, ia akan segera mengkreasikannya entah menjadi kalung, anting.
“Saya juga kerap menjahit rok sendiri. Ada banyak rok-rok yang saya jahit sendiri. Mama juga yang mengajari saya untuk menjahit,” jelasnya.
Pemilik tinggi 165 cm ini juga mengaku, senang memasak dan baking. Ia sering membuat apple pie, cookies, brownies dan banana bread.
“Saya diajari Mama, yang memiliki hobi yang sama. Lagi-lagi, memasak untuk saya adalah bentuk menghasilkan karya. Karena kita menuangkan usaha dan rasa cinta ke dalam makanan itu. Saya juga suka memasak untuk teman-teman. Ini merupakan kepuasan tersendiri, bagi saya jika ada orang memakan masakan saya dan menganggapnya enak,” ulasnya.
Berbicara tentang cita-cita, pemfavorit masakan Padang seperti Rendang ini. Berkata bahwa ia sebenarnya tidak memiliki cita-cita pada pekerjaan yang terinstitusionalisasi. Seperti dokter, ahli biologi atau pekerja kantoran. Sebab ia memiliki visi, kedepannya untuk mendidik banyak anak, agar memiliki karakter baik dan pengetahuan luas.
“Saya ingin sekali memiliki Panti Asuhan. Nah, untuk mewujudkan hal itu, saya bekerja dalam bidang-bidang yang saya sukai. Seperti “Make Up” dan bisnis yang sekarang sedang saya rintis,” jelas mahasiswa Institut Teknologi Bandung, jurusan Biologi.
“Saat ini saya juga sedang menyelesaikan tugas akhir. Karena saya mengambil kelompok keahlian mikrobiologi, penelitian saya di laboratorium. Selain itu, “Make Up Artist” untuk photoshoot, special events dan buka kelas make up,” ungkapnya.
Mengulas tentang tokoh idola, Manda mengatakan bahwa ia menyukai sosok Angelina Jolie. Karena baginya, Angelina Jolie adalah perempuan yang sukses dalam bidang karirnya dan seorang humanis.
“Beliau memiliki tiga anak adopsi dari negara-negara konflik. Dan mempunyai 29 Program Charity dan relawan terkait Hak Asasi Manusia, hak anak dan pengungsi. Termasuk program Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti UNHCR dan UNICEF yang dia dukung. She’s gorgeous, brave, kind hearted, talented, and an icon for female empowerment,” ulasnya.
Sementara itu untuk orang yang selalu menginspirasinya yang pertama adalah “Mama”. Karena dapat menggambarkan perempuan ideal menurutnya yang cerdas, kuat, sekaligus lembut.
“Dalam keadaan sulit, mama selalu berpegang pada nilai-nilai kebaikan. Dan terus menjadikan keempat anaknya sebagai prioritasnya. Beliau adalah orang paling sabar yang saya kenal dan selalu menuntun kami anak-anaknya. Dalam melewati kesulitan-kesuitan dalam hidup. Mama pun yang mengajari saya karakter-karakter baik, seperti menjadi independen, selalu baik hati terhadap siapapun, dan sayang kepada sesama,” terangnya
Manda pun bermisi untuk bisa menjadi sosok seperti Mama. Dan sosok kedua yang menginspirasinya adalah teman dekatnya. Karena menjadi orang yang sangat ulet dan tahan banting yang pernah ia kenal.
“Semangat hidupnya sangat tinggi, bahkan dalam keadaan-keadaan sulit. Dia bisa mengambil hikmah dan menguatkan diri dalam berbagai ujian hidupnya lalu bangkit kembali. Dia sangat self-less dan akan selalu berusaha membantu orang yang sedang kesulitan, meskipun dirinya sendiri sedang sulit.” tambahnya.
Bagi Manda semua orang di dunia ini memiliki jalannya sendiri. Seluruh perjalanan hidup dan pengalaman orang yang berbeda-beda. Membuat ia bisa belajar banyak dari orang lain dan saling melengkapi. Tiap orang yang datang di hidupnya pasti membawa pelajaran dan perannya masing-masing. Entah mereka yang memberi manfaat atau ia yang memberi manfaat.
“So life is about knowing yourself deeper, knowing your weaknesses and strengths, then finding the correct way to help others with what you have, fulfilling your role in the lives of the people you encounter in your life,” tandasnya.
Dan untuk sosok penyemangat hidupnya anak ke dua dari empat bersaudara ini mengatakan bahwa Almarhum mamanya dan kedua adik perempuannya adalah motivator terbesar. Bagi Manda “Mama is my sunshine and my number one motivation in everything”.
“Dulu Mama saya seorang Dokter Gigi. Dan sejak mama meninggal karena kangker di akhir tahun 2015. Saya harus menjadi sosok pengganti mama dan role model untuk kedua adik-adik. Saya harus mampu membimbing kedua adik, menjadi perempuan hebat dan membanggakan Mama. My sisters are my world and the reason I keep going,” jelasnya.
Manda sangat bersyukur kepada Tuhan, karena telah diberikan kenikmatan hidup dan peran dalam hidup seperti ini. Dan ia akan membuat yang terbaik dan tidak pernah menyerah untuk itu.
“Terakhir yang ingin saya sampaikan bahwa orang-orang yang kita temui punya perjalanan hidup dan latar belakang masing-masing. Dari perbedaan itu kita bisa saling belajar. Ketimbang berkonflik, alangkah baiknya jika perbedaan tersebut kita jadikan pelajaran dan dasar untuk saling mengerti. Lalu menurut saya, kita bisa membantu agar hidup kita semua lebih mudah, dimulai dengan hal-hal kecil. Cukup jadi orang yang pengertian, perhatian, menghargai dan berempati. Terhadap keadaan orang lain. Always be kind and humble to anyone, despite their backgrounds. Love always,” pungkasnya menutup senja di Kota Bandung yang digantikan malam. (Tiwi Kasavela)