JAKARTA, BEREDUKASI.COM — PERTUNJUKAN Spektakuler, dengan melibatkan puluhan Seniman Panggung dengan nuansa perjuangan seorang wanita yang disegani di lautan. Dan menjadikan Keumalahayati wanita pertama di dunia yang berpangkat Laksmana.
Untuk itu dalam rangka memperingati ulang tahunnya yang ke 17, Gema Citra Nusantara (GCN) bersama Papatong Artspace menggelar Teater Musikal berjudul ‘Keumalahayati – Laskar Inong Balee’
Pentas Musikal ini akan diselenggarakan secara terbuka untuk umum di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, pada Sabtu, 19 Maret 2022. Dengan dua sesi pertunjukan yakni pada pukul
15.00 WIB–17.00 WIB dan 19.00 WIB–21.00 WIB.
Keumalahayati adalah Wanita Aceh Pertama berpangkat Laksamana (Admiral) di Kesultanan Aceh Darussalam. Setelah suaminya Laksamana Zainal Abidin, wafat dalam sebuah perang di perairan Teluk Haru antara Portugis dengan Kesultanan Aceh Darussalam. Ia bertekad meneruskan perjuangan sang suami. Ia kemudian memimpin 100 Kapal Perang dan 2 ribu Prajurit janda yang ditinggal gugur suaminya dalam perang.
‘Kami mengangkat kisah hidup Keumalahayati bersama Laskar Inong Balee. Dengan berbasis Seni Tari dan Musik Tradisi Aceh dalam kemasan modern,’ ungkap Mira Marina Arismunandar, Pemimpin GCN sekaligus Produser Eksekutif acara ini.
Pertunjukan ini, kata Mira juga merupakan sarana sosialisasi dan edukasi atas kisah Perjuangan Pahlawan Nasional dan terutama peran perempuan Indonesia. Dalam mempertahankan wilayah Aceh, bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
‘Penggarapan pentas melibatkan Seniman Tradisi Aceh, juga sejumlah nama tenar dari dunia Seni Indonesia. Kami mempercayakan penyutradaraan panggung kepada Teuku Rifnu Wikana dan Krisna Aditya, dan sutradaralah yang memilih para pemain,’ ujar Mira lagi.
Sebagai pemain, muncul nama Haikal (AFI), juga Teuku Rifnu Wikana, Junio Fernandez, Kamal Nasuti, Yan Wibisono, Irlanto dan Karissa Soerjanatamihardja. Anggota Sanggar yang terpilih melalui proses Casting oleh Tim Sutradara dan Pelatih Vokal.
Peran Inong Balee dan Penari dimainkan oleh anggota sanggar Gema Citra Nusantara. Dan ada beberapa peran lainnya dimainkan oleh para Pakar Seni dari Universitas Negeri Jakarta.
Di tengah itu, ada pula serangkaian nama berkualitas yang mendukung acara. Mereka antara lain Marzuki Hasan, Nina Marthavia, Poppy Parisa (Koreografi), Jufrizal, Asep Supriatna, Christ Eleazar, Loedet Tambunan (Penata Musik ), Helen Nanlohy (Pelatih Vokal), Irlanto (asisten Pelatih Vokal) Gema Sadatana (Penulis Skenario), Deray Setyadi (Penata Cahaya)
Pentas berbasis Seni Tari dan Musik Tradisi Aceh ini, dirancang memuculkan Tiga Tarian khas Aceh yakni Tari Rapai Kipah, Ranup Lampuan dan Rencong.
‘Ketiganya merupakan Tarian penting di Aceh dan masing-masing punya makna berbeda. Tari Rencong misalnya, bercerita tentang semangat perempuan Aceh. Dalam memperjuangkan nilai hakiki kehidupan serta martabat dan keagungan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa,’ jelas Mira.
Proses latihan sudah dilakukan sejak tiga bulan terakhir ini.
Kami lakukan di saat weekend, sementara latihan vokal dilakukan secara bergilir seminggu tiga kali, pada Senin, Rabu dan Jumat. Sehingga masing-masing pemeran bisa berlatih vokal langsung bersama Coach,’ jelas Mira.
Pentas ini, kata Mira diupayakan bisa menarik penonton kalangan milenial.
‘Agar anak-anak bisa melihat nilai-nilai positif dari sosok Laksamana Keumalahayati. Yang sekaligus bisa menumbuhkan nilai cinta kebangsaan Dan pembentukan karakter.
‘Daring dan Film’
Dalam upaya untuk menjangkau penonton yang lebih luas, Teater Musikal Keumalahayati selain digelar secara tatap muka di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki juga akan ditayangkan secara Daring. Penayangan Daring merupakan upaya GCN mengikuti Transformasi Digital dalam bidang Seni Pertunjukan.
‘Pertunjukan secara daring akan dikemas dalam sebuah film yang akan ditayangkan di berbagai platform digital dan kami akan melakukan pengambilan gambar pada 20 Maret 2022,’ tutur Mira.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kebudayaan DKI sangat mendukung terselenggaranya Teater Musikal Keumalahayati yang digarap oleh GCN ini.
Sebagai kota multikultural, Dinas Kebudayaan DKI Jakarta sangat terbuka. Dan selalu ikut menjadi bagian yang mensuport suksesnya beragam pentas kesenian yang diselenggarakan di Jakarta.
Dukungan itu bukan semata, pada tema-tema khusus yang terkait dengan kehidupan Jakarta. Terbukti, dukungan kali ini diarahkan untuk pentas ‘Keumalahayati – Laskar Inong Balee, yang berkisah tentang kepahlawanan perempuan dari Atjeh. (Yil).