KEBUMEN, BEREDUKASI.COM —NAMANYA Yudi Alfian (40 tahun), semula bekerja di mertuanya yang Usahabya dibidang Batik. Nah, dari ketekunannya belajar membatik hingga ke bisnisnya. Setelah mapan secara pengalaman, Yudi kemudian memberanikan diri untuk mandiri.
‘Saya harus berani memulai usaha, karena nggak punya modal. Modal saya ngutang. Pokoke modal minus dan nekat,’ ujar Yudi, usai memaparkan makalah saat mengikuti One Village One Story (Yu Lucu) di Hotel Grand Kolopaking Kebumen Jawa Tengah.
Dari modal ngutang itulah, Yudi memulai Usaha Baru dengan nama Fawitah yang diambil dari nama istri tercinta yang berarti Pawitan atau Modal Pertama. .
‘Alhamdulillah dari modal ngutang, sedikit demi sedikit mulai maju dan bisa menggaji enam karyawan,’ ujar Yudi.
Kini batik Pawitah tidak saja diburu Kolektor Batik dari dalam negeri tapi juga Mancanegara.
‘Saya dan Pengrajin Batik di Kebumen membutuhkan campur tangan dari Pemerintah Pusat. Agar usaha kami bisa di ekspor ke Mancanegara. Dengan begitu kesejahteraan Pengrajin Batik Kebumen makin sejahtera,’ harap Yudi dengan menerawang jauh kedepan.
Upaya memohon campur tangan Pemerintah Pusat adalah upaya terakhirnya, agar Batik Kebumen bisa bersaing dengan Daerah lain.
‘Pemda Kabupaten Kebumen sudah maksimal, jadi minta bantuan Pemerintah Pusat adalah upaya terakhir kami,’ tegas Yudi.
BATIK KEBUMEN
Hampir setiap daerah memiliki ragam Batik yang mempesona dengan Filosofinya masing-masing. Mengenai corak Batik Kebumen, awal mula berkiblat pada Batik Jogja. Seiring perkembangannya, batik Kebumen menemukan corak yang disesuaikan dengan Filosofi dan Kultur setempat. Sebagian besar bercorak Flora, Fauna dan Geometri. Menurut informasi dari Dinas Perindustrian Kabupaten Kebumen, terdapat sekitar 300 Motif Klasik khas Kebumen. Motif-motif ini terus berkembang dan bervariasi lantaran para pengrajin giat untuk membangkitkan dan mengkolaborasikan Batik yang sudah lama tidak diproduksi. Motif-motif Batik yang berkembang antara lain JAGATAN, SIRIKIT, KAWUNG JENGGOT, PRING SEDHAPUR, UKEL CANTEL, GRINGSING, PUGERAN dan masih banyak lagi. Motif Jagatan dan Sirikit harganya cukup tinggi lantaran memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.
Dari sekian motif yang ada, motif Jagatan dan Sirikit, yang paling banyak dicari. Proses pembuatannya memertukan waktu yang lebih lama daripada batik lainnya. Waktu yang diperlukan mencapai 1-2 bulan. Hal ini dikarenakan kerumitan dari motif serta proses pewarnaan yang lebih lama. Jika umumnya motif lain hanya dua kali pewarnaan, untuk motif Jagatan butuh empat kali proses pewarnaan. Harga untuk motif Jagatan dan Sirikit lebih mahal. (Buyil).