Bandung, BEREDUKASI.Com — YAYASAN Biruku Indonesia pada Jum’at (23/8/2019) mengadakan acara 17 Agustusan dengan berbagai macam lomba di Jl. Senam I No.8, Kota Bandung. Untuk meningkatkan Kebhinekaan.
Founder Yayasan Biruku Indonesia, Juju Sukmana mengungkapkan bahwa kegiatan ini. Merupakan ide dari orangtua ABK untuk mengadakan Agustusan, tentunya untuk meningkatkan kembali mengenai Kebhinekaan. Khususnya juga untuk mencintai negerinya lewat Seni Budaya, Kebersamaan, Kekeluargaan dan lainnya.
Diharapkan pula bahwa Yayasan yang menaungi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini. Akan memunculkan nilai persatuan dan kesatuan, baik diantara anak-anak, terapis, maupun keluarganya. Agar dalam mengisi kemerdekaan ini siapapun memiliki andil.
“Anak berkebutuhan khusus juga tentunya ingin membanggakan negara dengan potensi yang mereka bisa. Dan hal itu dikembangkan lebih dahulu dengan menanamkan kecintaan sejak dini. Mereka akan muncul rasa cinta, mau menghargai perbedaan dan merasakan. Bahwa perbedaan merupakan sesuatu yang indah, unik sehingga perlu bersyukur dan bergembira hidup dalam kemerdekaan,” papar Juju.
Acara yang juga digelar bersama Parent Teacher Assosiation (PTA) dan Sahabat Biru ini. Melibatkan 120 peserta dan diisi dengan Lomba Menari, Fashion Show, Membacakan Proklamasi, Menyanyi, Dance Tik Tok, Balap Lerupuk, Meniup Balon dan lain-lain.
“Sesuai dengan tema kita bahwa solidaritas tanpa batas, kami ingin meningkatkan solidaritas di berbagai pihak baik dari pihak Sahabat Biru, Orangtua, Teman-Teman ABK, Adik-Kakaknya yang ikut solidaritas. Dan disini ABK diberikan kesempatan untuk menampilkan empati dan potensinya,” paparnya.
Juju menyampaikan bahwa ABK dalam berbagai hambatan bisa bergabung baik Autis, Tunarungu, Down Syndrom. Karena memiliki bahasa universal dam kebersamaan ini dapat mewujudkan solidaritas tanpa batas. Yang nantinya membangun masyarakat “Inklusi Bersama”.
Selain itu, kegiatan ini pun dapat memperkokoh kedekatan antara Orangtua, Guru, Yayasan. Dapat menanamkan rasa cinta tanah air Kebhinekaan, persatuan. Saling merangkul dan saling menjaga dari isu perpecahan.
“Kami berharap bahwa solidaritas untuk masyarakat marginal, semakin tinggi seperti ABK dan lainnya. Sehingga merasa diakui keberadaanya dan memiliki kesempatan untuk memaksimalkan kemampuan yang ada,” pungkasnya sore itu. (Tiwi Kasavela)