EkonomiFeaturedPemerintahanPendidikanRagam

Menyoroti Tentang ‘Fatherless’

BANDUNG, BEREDUKASI.COM — KAPER (Kepala Perwakilan) BKKBN Jawa Barat Dr. Dadi Ahmad Roswandi, M.Si. Kini sedang menyoroti, meningkatnya angka Fatherless di Indonesia. Terutama di wilayah Jawa Barat, pentingnya memperkuat sosok peran dari Ayah dalam Pengasuhan Anak.

Bahkan Kepala Perwakilan Kemendukbangga /BKKBN Jawa Barat, Dadi Roswandi, mengungkapkan, Data Unicef menyebutkan 20,9 Persen, Anak kehilangan Sosok Sang Ayah.

Mungkin Sosok Ayah ada dirumah, namun ketika menyapa anaknya hanya via WA (WhatsApp). Komunikasi seperti ini, hanya membuat Anak menjadi malas. Sebab Sang Anak sangat memerlukan sapaan dan pelukan hangat dari Sosok Sang Ayah.

“Karena itu coba kita evaluasi, berapa jam kita mengobrol sama anak. Karena anak mungkin lebih banyak ketemu sama hp nya. Dan ini menyebabkan 33 persen remaja mengalami kesehatan mental,” tandas Dr. Dadi Ahmad Roswandi, M.Si

“Bapak Kaper Dr. Dadi Ahmad Roswandi, M.Si, sekarang ini sedang menyoroti tentang “Fatherless”,” ulas Ketua Tim Kerja Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera Perwakilan Kemendukbangga/ BKKBN Jabar, Arif Rifqi Zaidan. Ketika gelar kegiatan Sosialisasi Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) dan Gerakan Ayah Mengambil Rapor (GEMAR) yang digelar, pada Kamis, 11 Desember 2025 di Aula Lantai Bawah Kantor Perwakilan BKKBN Jawa Barat, Jl. Surapati No.122 Kota Bandung.

Zaidan juga menjelaskan bahwa GATI ini telah diluncurkan sejak 21 April 2025. Ini salah satu Quick Win Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga—lembaga baru hasil transformasi dari BKKBN.

“Banyak anak yang tumbuh tanpa kedekatan emosional dengan ayahnya. Banyak ayah bekerja keras, tetapi lupa dengan kehadiranya secara batiniah bagi Sang Anak,” tandas Zaidan.

Tidak lupa juga, Zaidan memperlihatkan data ada 33 Persen Remaja Indonesia. Mengalami masalah Kesehatan Mental, namun hanya 4,3 Persen yang menyadarinya. Dan hanya 37,17 Persen Anak Usia 0–5 tahun yang mendapatkan Pengasuhan dari Ke-dua Orang tua secara bersamaan.

Bahkan Pemerintah sudah menerbitkan Surat Edaran Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Nomor 14 Tahun 2025. Tentang Gerakan Ayah Mengambil Rapor (GEMAR). Lewat Surat Edaran tersebut, seluruh Ayah yang memiliki anak usia PAUD hingga tingkat menengah diimbau untuk Hadir Secara Khusus saat Pengambilan Rapor Semester pada Desember 2025.

Surat Edaran ini, meminta Instansi Pemerintah dan Swasta untuk memberikan Dispensasi Keterlambatan untuk Sosok Ayah yang mengikuti gerakan. Bahkan Pemerintah juga, menyiapkan apresiasi lewat unggahan Foto Kegiatan di Medso dengan Tagar #SekolahBersamaAyah. Dan Surat Edaran ini, telah dikirimkan kepada para Gubernur, Bupati dan Wali Kota untuk dijadikan dasar penguatan kebijakan di Daerah.

Penyerahan Penghargaan dari Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat
Kepada Komunitas

Dalam acara ini juga Forum Komunitas MasBerto. Meraih Penghargaan dari BKKBN Jawa Barat. Sebagai Juara ke 2 Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) Inspiratif Se- Jawa Barat.

Komunitas Masberto atau Masyarakat Bertatto yang bermarkas di Padalarang Kabupaten Bandung Barat, menjadi salah satu elemen yang peduli terhadap kondisi tersebut.

Masberto terlahir dari tahun 2009 itu, secara SK legalitas resmi dideklarasikan pada 13 Desember 2013.

“Anggota kami awalnya mencapai 700an lebih sebelum akhirnya seleksi alam, dan sekarang beranggotakan 200 lebih anggota aktif,” ucap Randi, salah satu anggota Forum Komunitas Mas Berto, disela-sela Diskusi dan Silaturahmi antara Awak Media dan Komunitas.

Salah satu program ketahanan keluarga yang dilakukan Mas Berto adalah peduli terhadap lingkungan sekitar, menjadi bagian kader posyandu di unit RW ataupun Desa.

“Kami juga mensosialisasikan program-program BKKBN. Seperti GEMAR atau Gerakan Ayah Mengambil Rapor, KB dan yang lainnya. Bahlan untuk anak-anak, setiap Minggu kita mengadakan Pengajian,” tambah Rendi, salah seorang Anggota Komunitas dari MasBerto (Masyarakat Bertato).

Anggota MasBerto sendiri, rata-rata bertatto yang berasal dari berbagai kalangan. Tetapi Komunitas ini juga. memiliki Anggota yang tidak bertatto.

“Jujur kami ini Kaum Marginal, pinggiran, dimana masyarakat melihat sebelah mata. Padahal tidak semua orang Bertato itu negatif, kalaupun ada bisa disebut oknumlah. Sedangkan kami, ada yang berprofesi sebagai Pedagang, Tukang Cukur Rambut. Bahkan ada Montir yanh membuka Bengkel Motor,” jelasnya.

Semoga dari hasil Diskusi yang diikuti Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Jabar dan Komunitas. Bisa menghasilkan Solusi. Dan lebih menekan angka Perceraian yang sangat tidak diharapkan. (Sip).

Related Articles

Back to top button