Bandung, BEREDUKASI.Com — DAPAT “Bermanfaat bagi Ummat” adalah motto dari gadis bernama lengkap Nurul Alfiani, yang selalu periang dan memiliki visi hidup ke depan ini.
“Saya memiliki banyak panggilan nama dari Nurul, Nuy, Uyuy, Rul, Fia, Unuy, dan itulah sebutan dari teman teman saya, dan saya tidak pernah keberatan dengan panggilan-panggilan itu,” ungkapnya yang lahir di Subang, 25 Desember 1998, meskipun diakte tercatat lahir 1999.
Penyuka warna biru dan putih serta penyuka Jus wortel dicampur madu ini juga. Bercerita bahwa ia hobi membaca, bertemu orang baru dan travelling.
“Dengan membaca saya seperti berkeliling dunia walaupun sedang berada di tempat yang sama. Saya juga gemar membaca anekaragam jenis buku baik fiksi maupun non fiksi,” ungkapnya.
Sementara itu dengan bertemu orang baru, ia pun bisa belajar banyak hal lewat pelajaran hidup yang didiskusikan. Karena setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda dan menarik.
“Saya pun senang travelling karena senang jalan-jalan kemanapun,” ungkapnya.
Nurul juga berharap kedepannya akan mendapatkan Beasiswa S2 di Malaysia untuk program studi hukum Islam. Karena di sana merupakan negara Islam dengan wakaf produktif dikelola sangat baik dan ia juga ingin bisa travelling ke eropa untuk menjelajahi peradaban Islam serta ingin berkontribusi di Departemen Agama.
“Mengenai cita-cita, sebenernya sejak kecil saya ingin menjadi seorang Bidan. Karena entah kenapa saya menyukai tangisan bayi yang baru lahir, namun jalan hidup tidak membawa saya pada profesi tersebut. Kini saya lebih tertarik menjadi Hakim di Pengadilan Agama, menjadi Panitera dan Dosen Waris juga masuk ke kementerian agama,” terang mahasiswi semester IV jurusan Hukum Keluarga atau Akhwal Syakhsiah di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Untuk aktifitas, pemilik tinggi 160 CM ini pernah mengikuti Himpuan Jurusan dan juga UPTQ (unit Pengembangn Tilawatil Quran ) disana ia masuk Devisi SQ (Syarhil Quran) dan belajar mengasah diri untuk berdakwah menggunakan seni berpuisi.
Disamping itu, Nurul juga mengikuti kegiatan KARISMA Salman ITB, karena suasana yang nyaman dan organisasi yang terorganisir. Dan disini bukan sekedar organisasi, tapi bagaimana sama sama saling mengingatkan untuk berbuat kebaikan dan bermanfaat bagi banyak orang.
“Saya senang berada di KARISMA, karena disini kami memiliki fokus untuk membina remaja khususnya ROHIS Se-Kota Bandung dan melakukan kaderisasi anggota, disini juga ada program Kreativ untuk anak remaja yg suka saintek dan KLC untuk anak belajar menghadapi UN. Saya pun masuk dalam devisi PCP (Pembina Calon Pembina) dimana kami menyeleksi anggota KARISMA kedepannya,” jelasnya.
Disamping itu, Nurul juga baru–baru ini mengunjungi DISPUSIPDA setiap pekan untuk mengikuti pelatihan Rumah Belajar selama 3 Bulan.
“Disela-sela berorganisasi saya juga mempunyai usaha makanan snack, reseller hijab, dan berjualan baju muslim,” terangnya yang selalu mendapatkan peringkat lima besar dari SD hingga SMA.
Mengenai tokoh idola, sulung dari empat bersaudara ini mengatakan bahwa ia mengidolakan Nabi Muhammad SAW, karena kesauri tauladanannya yang luar biasa.
“Saya juga mengidolakan Asma Nadia seorang traveling dan penulis novel-novel yang sangat keren. Diantara semua judul saya sangat suka Novel Surga yang tak dirinduka 1&2 bahasanya sangat renyah dan ceritanya sesuai dengan realita misalnya saja novel yang berjudul ‘Kisah Cinta Dua Kodi” ,” ungkapnya.
Adapun yang selalu mengispirasi Nurul adalah Guru SMP bernama Pa Ade, yang dapat memberinya motivasi lewat pengalaman yang ia ceritakan.
“Bagi saya hidup ini adalah perjuangan dan tantangan. Semakin tinggi mimpi dan harapan kita, maka goncangan semakin dahsyat menimpa. Dan hari hari yang kita lalui untuk mewujudkannya adalah sebuah perjuangan yang tentu tidak mudah. Sebenarnya hidup ini adalah kita menunggu giliran kematian. Seberapa banayak amal yang bisa kita kumpulkan dengan batas waktu yang Tuhan tetapkan,” paparnya.
Sementara itu, hal yang membuatnya selalu bersemangat dalam menjalani hidup ini adalah memaksimalkan waktu sebaik mungkin, dengan selalu menikmati proses kapanpun dan dimanapun. (Tiwi Kasavela)