BANDUNG, BEREDUKASI.Com — Persiapan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), dinilai masih kurang memadai. Pasalnya, di beberapa SMA/SMK di Jawa Barat ketersediaan jumlah perangkat komputer untuk digunakan peserta ujian pada USBN dan UNBK April nanti, masih belum ideal.
Menurut Sekretaris Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat, Tetep Abdulatip, pelaksanaan USBN dan UNBK tahun ini belum sepenuhnya ideal dalam pengadaan maupun ketersediaan sarana komputer. Sehingga, beberapa sekolah menyiasatinya dengan membagi jadwal penggunaan komputer dengan simulasi USBN dan UNBK.
“Bahkan, di SMKN 2 Bogor ini jumlah peserta ujiannya mencapai 430 peserta. Sementara, komputernya ada 150 unit. Jadi sekolah membagi menjadi tiga shift,” ujar Tetep usai meninjau persiapan USBN dan UNBK di Kota Bogor, Selasa (13/3/2018).
Dia menambahkan, selain masalah perangkat komputer juga terdapat kendala lainnya seperti jaringan komputer atau penyedia jaringan yang kerap mengalami masalah seperti server down. Bukan hanya itu, sering terjadinya pemadaman listrik pun tidak luput dari masalah yang dihadapi sekolah. Sehingga diperlukan alternatif lain untuk memenuhi pasokan listrik.
“Yang tidak kalah penting untuk diperhatikan masalah jaringan dan pasokan listrik yang kerap mati, alternatifnya genset misalnya,” kata tetep.
Kepala SMKN 2 Bogor, Drs. Joko Mustiko mengapresiasi dukungan yang dilakukan Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat. Secara teknis kemampuan peralatan yang dimiliki sekolah terbatas pada sarana komputer. Karena itu, sekolah mengusulkan bantuan sarana komputer untuk meminimalisasi pembagian jadwal penggunaan komputer untuk USBN dan UNBK.
“Usulan ini disesuaikan antara rasio penggunaan dengan jumlah peserta ujian. Karena disini tidak seimbang jumlah peserta dengan perangkat komputernya, kami siasati dengan membagi shift agar bisa berjalan,” ujar Joko.
Selain itu, kata dia, adapun untuk pengadaan bantuan sarana komputer itu sendiri yang cukup penting yakni masalah jaringan komputer yang sering mengalami server down. Hal itu sangat mengganggu jalannya ujian yang diterget dengan waktu pengerjaan ujian.
“Jika pas ujian jaringannya lemah, khawatir waktu peserta ujian menjadi terbuang,” tandasnya. (red)