Bandung, BEREDUKASI.Com — PEMILIHAN Presiden Amerika Serikat (AS) menjadi titik awal harga emas. Mengalami penguatan setelah sempat turun drastis dari level tertinggi di bulan Agustus 2020 lalu.
Pasar Saham dan Perdagangan sejumlah mata uang dunia juga menyambut baik. Hasil sementara pengumpulan suara dimana Joe Biden mengungguli Donald Trump saat ini.
Pimpinan Cabang PT Kontak Perkasa Futures Bandung Deddy Rudiyanto, menyampaikan analisanya terkait tren produk perdagangan berjangka. Yang bakal layak menjadi pilihan di masa Pilpres AS.
Menurut Deddy, peluang Joe Biden dalam memimpin AS terbuka lebar. Di tambah, partai Demokrat yang menaunginya bakal menguasai mayoritas kursi di Senat.
“Para Investor berharap besar pula terhadap kemenangan Joe Biden. Untuk melancarkan paket stimulus Covid-19 yang sempat tersendat serta perang dagang dengan Tiongkok pun bisa segera dituntaskan,” ungkapnya.
Dampak dari kebijakan Trump yang memangkas Pajak serta stimulus fiskal yang terbatas terhadap pasar jika menang Pilpres, diproyeksikan akan menekan harga Emas ke area $ 1.800/toz–$ 1.700/toz dan penguatan dapat terjadi di Pasar Saham dikarenakan kebijakan-kebijakan Trump dan pola kepemimpinannya yang frontal sudah terbaca.
“Sedangkan, apabila Joe Biden memenangkan Pilpres, maka emas diprediksi mampu berkilau kembali ke area $ 2000/toz atau mendekati Rp 2 juta/gr. Dikarenakan kebijakan-kebijakannya yang cenderung tidak ramah pasar,” urainya.
Selain itu, stimulus fiskal yang jumlahnya luar biasa menjadi faktor utama, mendukung pelemahan Pasar Saham dan membuat emas berkilau kembali.
“Secara teknikal, harga running saat ini di level $ 1.940/toz, sudah keluar dari range sebelumnya yaitu $ 1.852/toz–$ 1.933/toz. Range berikutnya berada di area $1.933/toz – $2.015/toz untuk jangka menengah,” kata Deddy.
Volatilitas yang tinggi akan mengiring pasar global selama pengumpulan Suara Pilpres, jangan terlena oleh penguatan harga Emas saat ini. Sehingga para Investor diharapkan lebih berhati-hati terhadap pembalikan arah. (Tiwi Kasavela).