FeaturedRagam

Penanggulangan HIV-AIDS Melalui Ketahanan Keluarga Tingkat Provinsi Jawa Barat 2018….!

0

Bandung, BEREDUKASI.Com — DALAM rangka kegiatan memperingati hari AIDS Se-Dunia dan untuk meningkatkan pencegahan HIV/AIDS dikalangan masyarakat. Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan KPA Prov. Jabar dan Perkumpulan Indonesia Competence. Beberapa waktu yang lalu, bertempat di Sukajadi Hotel menyelenggarakan Seminar Tingkat Provinsi Jawa Barat dengan mengangkat tema “Kesehatan Reproduksi dalam Pencegahan & Penularan HIV/AIDS melalui Ketahanan Keluarga”.

Hari AIDS diperingati dengan tujuan, untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV. Untuk memperingati hari tersebut, banyak cara dilakukan oleh masyarakat ataupun lembaga pemerintah.

Dan salasatunya yang dilakukan oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Jabar, KPA dan Indonesia Competence. Melaksanakan Seminar Nasional dengan menghadirkan narasumber dr. Teddy H, Sp KJ, Atalia Praratya selaku Ketua TP PKK Jabar), Dinkes Prov. Jabar, KPA Jabar dan UNFPA.

Di Provinsi Jawa Barat terdapat 35,825 kasus HIV Positif dan AIDS 9,217 sejak tahun 1989 sampai dengan September 2018 (Dinas Kesehatan 2018). Penularan terjadi di kelompok dengan perilaku beresiko seperti perempuan pekerja sex, laki-laki seks dengan laki-laki, pengguna NAPZA suntik dan waria.

Fenomena yang mengkhawatirkan justru terjadi pada keluarga, dimana kasus penularan HIV pada ibu ke anak berkembang seperti tidak terkontrol. Angka penemuan HIV awal tahun 2018 sampai dengan bulan Juni 2018 tercatat pada usia 0-9 tahun ditemui 41 kasus dan usia 13–24 tahun 331 kasus.

Penyebaran virus HIV dan penyakit yang disebabkan menurunnya daya tahan tubuh dan infeksi turunannya. Semua bermuara pada status kesehatan Reproduksi dan ketahanan sebuah keluarga.

Ketika seorang Ibu tertular virus HIV baik dari perilakunya yang beresiko atau dari pasangan yang beresiko. Hampir pasti dia akan menularkan pada anak yang dikandungnya.

Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, Pemerintah bekerja sama dengan NGO dan Badan PBB. Meluncurkan strategi dan panduan Penanggulangan dan Pencegahan HIV-AIDS pada Ibu dan Anak (PPIA) untuk menjawab situasi ini. Terdapat pendekatan klinis dan social untuk memastikan pasangan yang perilaku beresiko mengetahui status HIV. Merencanakan kehamilan, penatalaksanaan kelahiran, pemberian ASI, termasuk kekebalan pada bayi dan pengasuhan bayi yang lahir.

Pendekatan klinis pada strategi PPIA salasatunya adalah keharusan semua ibu hamil. Memeriksakan status HIV-nya selama masa kehamilan. Tindakan dan perencanaan kelahiran akan direncanakan bersama, apabila ibu teridentifikasi positif HIV.

Pendekatan social sebagai contoh, adalah pengasuhan anak yang mengkonsumsi obat anti retroviral atau ARV. Dimana harus dikonsumsi setiap 12 jam seumur hidupnya membutuhkan pendekatan yang seksama.

Seperti disampaikan Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya, pada pelaksanaanya kunci utama dari keberhasilan PPIA adalah Peran Keluarga. Keluarga yang dimaksud adalah keluarga inti, keluarga besar dan masyarakat secara umum. Delapan fungsi keluarga menjadi agenda penting dalam memastikan pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS dari Ibu ke Anak.

Tidak ada keraguan dari keterlaksanaan Delapan Fungsi Keluarga. Dapat tidak hanya mencegah perilaki beresiko ayah dan ibu, agar tidak tertular HIV bahkan mampu memininalkan dampak negatifnya.

“Kita tahu Fungsi Cinta Kasih, Reproduksi, Agama dan Perlindungan menjadi prasyarat tata kelola PPIA terlaksana dengan baik. Disamping itu peran lintas sector, termasuk kerja sama dengan NGO. Menjadi prasyarat penting Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS pada Ibu ke Anak,” katanya. (T’saf)

admin

Wisuda VIII STMIK–STIE Dharma Negara “Sidang Senat Terbuka Diikuti 375 orang wisudawan dan wisudawati”

Previous article

Contoh “Transparansi” dari Sosok Uli Mulia Kepala Desa, Tarajusari, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung……!

Next article

You may also like

More in Featured