Jakarta, BEREDUKASI.Com — PEMAKNAAN Sumpah Pemuda tidak sekedar memperingati peristiwa lalu. Ikrar kebangsaan ini justru menjadi pemicu anak muda mengembangkan sisi kreatif dan keinginan terus belajar pada Seni dan Budaya Bangsa.
Inilah yang ditunjukkan para penggiat Seni Kriya Ecoprinter dari berbagai Daerah di Indonesia. Mereka menggelar karyanya dalam rangka memperingati “Hari Sumpah Pemuda,” di Zona Archipilago Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu, 28 November 2020.
“Peringatan “Hari Sumpah Pemuda” dapat menjadi spirit anak-anak muda belajar Sejarah. Momentum ini kami jadikan sebagai mendorong lahirnya kreativitas berbasis Seni dan Budaya. Budaya bangsa Indonesia lahir dari masyarakat yang menjunjung perbedaan. Seperti perbedaan Suku, Agama dan Ras,” ujar Koordinator Acara Untaian Ecoprint Indonesia, Wirasanti, di lokasi kegiatan.
Kreativitas berbasis Seni dan Budaya, tak lain menurut Wirasanti, berupa Karya yang diberi identitas Ecoprint atau Ecoprinter. Sebuah Seni Kerajinan dengan jenis dan teknik memberi pola pada Bahan atau Kain menggunakan bahan alami, layaknya Seni Kerajinan Membatik.
Karya ini melahirkan berbagai produk turunan, seperti Tas, Sepatu, Dompet, Selendang, Kain dan berbagai produk aksesoris lainnya dengan Bahan Dasar Ecoprinter.
Krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19, menurut Wirasanti, harus menjadi “Pemicu Anak Muda” mengembangkan sisi kreativitasnya. Baik melalui Seni Asli atau Produk Seni Berbasis Industri Kreatif.
“Walaupun di masa pandemic Covid-19, Ecoprinter Indonesia tetap berkarya. Menyatukan karya mereka menjadi satu untaian untuk Indonesia. Ecoprinter Indonesia menjadi lebih bersatu dan lebih dalam mengembangkan karyanya,” ujarnya semangat.
Acara bertajuk “Untaian Ecoprint Indonesia” dengan tema “Bersatu bersama berkarya untuk Indonesia” ini. Memamerkan berbagai Karya Ecoprinter para penggiatnya dari berbagai Daerah. Antara lain, Aceh, Medan, Padang (Sumatera Barat), Palembang (Sumatera Selatan), Bengkulu, Banten, DKI Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Kalimantan, Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua, Papua Barat, serta Daerah lainnya.
“Faktor Eksternal Fundamental yang dapat mempengaruhi kreativitas salasatunya adalah pembelajaran secara non-formal, lewat program seperti ini. Masyarakat berperan penting mendorong munculnya kreativitas. Membentuk lingkungan yang kreatif,” ujar Wirasanti.
Untaian Ecoprint Indonesia didukung para anggota komunitasnya di seluruh Indonesia. Untuk mewujudkan gagasan mereka, Wirasanti sebagai Koordinator tidak bergerak sendiri. Melainkan didukung tim yang antara lain, Inen Kurnia, Sri Alderina, Anie S. Handayani, Veronica Nugroho, dan Naniek Ariani.
Komunitas ini bertujuan, menularkan Cinta Ibu Pertiwi melalui Karya Ramah Lingkungan, dengan memanfaatkan sumber Daya Alam. Menggali kreativitas Seni Tata Daun dan Tata Bunga.
“Meningkatkan potensi sumbedaya manusia. Mendukung Pertumbuhan Perekonomian Nasional, dengan menciptakan lapangan kerja bagi para Pengrajin Lokal,” ujar Wirasanti menutup. (Eddie Karsito).