By 
Tasikmalaya, BEREDUKASI.Com — MENJADI generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa dengan mengedepankan nilai-nilai agama dan budaya. Itulah yang menjadi harapan didirikannya Perguruan Pencak Silat Waringin Pusaka.
Menurut Dimas Trena Adithya, ketua dari PPS Waringin Pusaka menceritakan. Bahwa pada zaman penjajahan, seorang sesepuh yang bernama Eyang Umar (alm) dari Kawalu, menciptakan suatu gerakan silat yang digunakan untuk melawan para penjajah. Dan seiring bergulirnya waktu, saat ini ilmunya di turunkan langsung kepada anaknya yaitu Dedi Juandi. Dan saat itulah Dedi dengan ayahnya (Eyang Umar) mendirikan perguruan silat dengan nama Waringin Pusaka, untuk diajarkan kepada masyarakat di sekitarnya.
“Adapun visinya yakni menjaga, memelihara seni dan budaya sebagai nilai-nilai luhur bangsa. Adapun misinya yaitu selalu mencintai seni budaya Indonesia melalui Pencak silat,” tandasnya.
Adapun PPS Waringin Pusaka mempunyai cabang diantaranya di Kawalu, Cibalong dan di sekolah Islam terpadu Al-mukaromah. Dan terpusat di Kp. Cipawela, Kelurahan, Tanjang .Kecamatan, Kawalu Kota Tasikmalaya.
“Program kami meliputi latihan di setiap padepokan, melakukan latihan gabungan, tampil di pagelaran seni budaya dan pasanggiri,” tambahnya.
Adapun persyaratan untuk mendaftar menjadi anggota PPS Waringin Pusaka yaitu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat jasmani rohani, mampu mengikuti setiap kegiatan atau latihan pencak silat dan tidak hanya melakukan latihan fisik saja saat berlatih. Namun olah spiritual pun diikutsertakan, jarena pada dasarnya agama dan budaya tidak dapat di pisahkan.
“Terakhir saya juga ingin berpesan bahwa kepada para pemuda bahwa, Ikuti zamanmu, namun jangan tinggalkan budayamu,” ulas Dedi Juandi, disela-sela senggangnya. (Tiwi Kasavela)
