Jakarta, BEREDUKASI.Com — MENGINSPIRASI banyak orang dan bisa menyuarakan isu-isu tentang kesejahteraan perempuan, edukasi kesehatan seksual dan reproduksi serta masalah “social equity”. Adalah harapan dari gadis cantik bernama Machrani Febriastry atau yang biasa dipanggil Rani.
None Jakarta Pusat 2018 ini, sudah lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung. Dan sudah menyelesaikan pendidikan profesi dokter.
“Saya baru saja menyelesaikan magang sebagai Asisten Peneliti di Dept. Ilmu Penyakit Dalam, divisi Ginjal-Hipertensi RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Disana saya meneliti tentang peran latihan fisik pada pasien hemodialisis atau cuci darah,” terangnya yang saat ini sedang fokus di karantina Abang None DKI Jakarta. Sambil menunggu internship di bulan Agustus mendatang.
Rani juga berkata bahwa ia bercita-cita menjadi Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi. Terutama aktif di bidang obstetri sosial. Karena hal tersebut, terkait sekali dengan isu yang ia minati yaitu kesehatan Seksual dan Reproduksi.
“Saya bisa aktif meng-edukasi wanita, tentang hak reproduksi yang dimiliki seperti hak kontrasepsi. Selain itu, proses dari kehamilan dan lahirnya individu baru dari seorang ibu sangat “fascinating” untuk saya,” ulas perempuan yang lahir di Jakarta, 23 Februari 1995.
Rani juga berhasil menerbitkan artikel jurnal yang diangkat dari minor thesisnya di Althea Medical Journal berjudul “Five Years Data of Vaginal Swab Examination in Sexual Assault Cases in West Java Top Referral Hospital”.
“Oh… ya… saya juga mengidolakan Mesty Ariotedjo. Dia adalah seorang Dokter yang memiliki perhatian yang tinggi dengan cepatnya sudah masuk Pendidikan Spesialis. Dia juga seorang Filantrofis dengan pembuatan Platform Crowdfunding. Dan piawai memainkan berbagai alat musik. Pokok “multitalenta”,” terang pemilik tinggi 168 cm.
Ketika ditanya mengenai hobi, bungsu dari empat bersaudara ini. Dirinya mengaku sangat senang menari.
“Saya hobi menari, baik tradisional seperti tari Betawi, Sunda, Aceh, Melayu maupun tari Modern. Sejak SD, saya sudah sering ikut pementasan-pementasan. Dan kala itu rasanya senang sekali, bergerak mengikuti irama musik,” ungkap Rani, penggemar roti dan kue, serta menfavoritkan warna ungu ini.
Ketika SMA, Rani juga berkesempatan untuk mencoba bidang lain yaitu Cheerleader. Masih ada unsur tariannya, namun lebih banyak kekuatan fisik dan kerja tim yang terlibat. Saat kuliah juga, ia maaih suka tari tradisional dan modern.
“It incorporates art and sport in the same time, and I couldn’t ask for more!” tandasnya.
Selain itu, Rani juga hobi makeup. Disini ia ingin menegaskan bahwa wanita yang hobi makeup, bukannya tidak percaya diri dengan wajah aslinya. Atau ingin menarik perhatian lawan jenis, melainkan karena hal tersebut membuat bahagia.
“Prosesnya sendiri bagaikan seni bagi saya. Bedanya, kanvasnya adalah wajah kita atau orang lain,” lanjutnya.
Pemilik motto hidup “If you stumble, make it part of your dance” ini juga berkata. Bahwa makna hidup untuknya adalah selalu berbuat yang terbaik setiap harinya. Terbaik untuk diri sendiri, terbaik untuk orang sekitar. Dengan begitu, tidak ada waktu hidup yang tersia-siakan dan disesali.
“Saya selalu mengambil inspirasi darimana saja, orangtua saya, teman-teman terdekat, guru dan dari anak-anak yang saya ajar di tempat volunteering,” jelasnya.
Adapun orang yang selalu menginspirasi Rani adalah kedua orangtuanya. Pengorbanan orang tua yang selalu menjadi pengingat, agar tidak menyerah dan menjadi penguat ketika ia terjatuh.
“Terakhir yang ingin saya sampaikan adalah, untuk para wanita diluar sana. Jangan takut untuk mengejar karir, sekolah setinggi mungkin, suarakan isu yang kamu pedulikan. Jangan takut akan sindiran orang, jangan takut “ditakuti” lelaki,” ucapnya penuh semangat siang itu ditengah padatnya aktifitas. (Tiwi Kasavela)