Oleh : KUSTANTO, S.Pd.SD., M.Pd.
Kepala SDN 048 Sirnamanah
Kota Bandung.
Email : mujikustanto@gmail.com
Bandung, BEREDUKASI.Com — TIDAK terasa satu tahun sudah pademi Covid 19 negara kita, namun secara global pandemi sudah berlangsung lebih satu tahun.
Kota Wuhan di China/Tiongkok asal mula virus ini berasal dan sekarang telah menyebar keseluruh dunia. Di Indonesia sampai dengan tanggal 26 Februari 2021 lebih dari 1.322.866 orang telah terpapar virus ini, 1.128.672 orang yang berhasil sembuh dan 35.786 orang telah meninggal (Sumber Pikiran Rakyat.com).
Dengan adanya pandemi ini, semua aspek kehidupan terpengaruh mulai segi Ekonomi, Infrakstruktur, Pendidikan, Pariwisata dan masih banyak lagi. Semua mati suri tidak berdaya mengahapi pandemi ini.
Pola pemikiran rakyat, Tata Ekonomi, tatanan kehidupan masyarakat dan sikap spiritual. Serta sikap emosi masyarakat ada perubahan yang signifikan. Sampai saat ini tidak terkecuali Pendidikan.
Kalau kita nilai bersama perubahan masa Pandemi ada segi positifnya dan ada pula segi negatifnya.
Dunia Pendidikan di Indonesia terhitung bulan bulan Maret 2020, beradaptasi terhadap Pandemi ini.
Pemerintah pemegang Regulator Pendidikan mengambil kebijakan dengan sistem PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) yang sekarang berkembang menjadi BdR (Belajar dari Rumah). Pembelajaran ini menggunakan sistem Pembelajaran Dalam Jaringan (DARING) dan Pembelajaran di Luar Jaringan (LURING). Pembelajaran ini banyak menggunakan sarana belajar fasilitas internet.
Konsekuensi dari PJJ ini, Pemerintah akhirnya menggulirkan program kuota belajar mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) dasar sampai Perguruan Tinggi (PT).
Khusus Dunia Pendidikan setelah satu tahun masa Pandemi ini, apa yang telah berubah……?
Pada bulan Januari 2021 Pemerintah mewacanakan akan dibukanya Sekolah Tatap Muka, hal ini disambut beragam oleh seluruh masyarakat ada yang setuju dan tidak setuju. Dan pada akhirnya Pemerintah mengambil keputusan membatalkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sampai dengan bulan Juni 2021. Hal ini terpaksa diambil oleh Pemerintah karena pertambahan orang yang terpapar Covid–19 sangat mengkhawatirkan.
Saya sebagai Praktisi Pendidikan di Sekolah Dasar (SD), sangat sedih karena dibeberapa Daerah terjadi tindak kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh Orangtuanya sendiri. Kekerasan ini ada yang berakibat fatal, sehingga mengakibatkan kematian. Menurut saya kejadian ini terjadi karena beberapa pihak kurang tepat dalam menyikapi PJJ/BdR pembelajaran di Sekolah Dasar.
Karena itu dalam Refleksi 1 tahun PJJ/Bdr Pendidikan, mari kita bersama merenungkan kembali Strategi, Pendekatan dan Konten yang tepat dan mengena dalam Pembelajaran PJJ/ BdR di Sekolah terutama pembelajaran di Sekolah Dasar (SD).
Keputusan Bersama (KB) 4 Menteri yakni Mendikbud Nomor: 03/KB/2020, Menteri Agama Nomor 612 tahun 2020, Meneteri Kesehatan Nomor HK.01.08/Menkes/2020dan Menteri Dalam Negeri Nomor 119/4536/SJ.
Dalam keputusan bersama diatur Tata Cara Pembelajaran dan Kurikulum yang digunakan dalam masa Pandemi ini. Terlepas dari Keputusan Bersama 4 Menteri tersebut, sudah banyak pihak memberikan arahan pedoman yang sangat baik dalam pembelajaran. Saya akan menyampaikan beberapa hal yang menurut hemat saya ini, menjadi renungan kita bersama dalam menghadapi pembelajaran di masa pandemi ini.
Dengan adanya Pandemi Covid–19 ini, menurut saya kita ambil segi positif saja. Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang Kepada umatnya, sesungguh Tuhan sangatlah sayang kepada kita semua. Tuhan telah mengamanahkan dan menitipkan kepada kita keturunan atau anak-anak kita. Karena anak adalah amanah, maka Orangtua berkewajiban Mendidik dan Mengajarnya dengan baik.
Konsekuensi dari itu tugas utama bagi Orangtua adalah menjadi Guru yang Pertama dan Utama bagi anak-anaknya. Sehingga Sekolah yang pertama bagi anak juga ada dirumahnya masing- masing.
Ini memang kedengaran agak janggal, tapi pada prinsipnya setiap Orangtua pasti akan dimintai pertanggungjawaban tentang putra-putrinya dihadapan Tuhan pemberi amanah.
Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) ada 3 Hal yang dikembangkan yakni Sikap, Pengetahuan dan Ketrampilan. Dengan porsi yang besar pada Sikap/Karakter. Ini berbeda dengan pembelajaran di sekolah lanjutan (SMP, SMU, SMK dan PT) yang menitikberatkan pada pengetahuan dan ketrampilan.
Dalam masa Pandemi inilah, Orangtua dituntut untuk dapat Mendidik dan Melatih Putra-Putrinya tentang Sikap dan karakter yang baik.
Hal inilah yang banyak dilupakan Orangtua, mereka beranggapan bahwa dengan menyekolahkan anak terbebas Orangtua dari segala kewajibannya. Padahal Anak adalah “Seorang Peniru Yang Ulung”, apa yang diperbuat dan dilaksanakan Orang #tua akan ditiru oleh Putra-Putrinya.
Banyak kejadian Orangtua mempolisikan Guru karena dengan terpaksa Guru mengambil tindakan tegas. Untuk membentuk Karakter yang lebih baik bagi siswanya.
Sebetulnya hal ini tidak perlu terjadi apabila Orangtua dan Guru. Akan paham tentang tugas dan kewajibannya masing-masing.
Dalam masa Pandemi ini pembelajaran yang dilakukan Orangtua jangan juga melebihi dari apa yang mereka ketahui. Misalnya tentang Pengetahuan yang diajarkan Sekolah, apabila Orangtua tidak paham dan kurang mengerti. Dapat Konsultasi dengan Bapak dan Ibu Guru-nya. Jangan dipaksakan, kalau memang Orangtua tidak memahaminya. Kalaupun dipaksanakan untuk mengajar oleh Orangtua, Orangtua akan stres. Sehingga berakibat buruk adanya tekanan Orangtua terhadapa anak atau kekerasan terhadap anaknya.
Jadi dalam masa Landemi menurut hemat saya pembelajaran yang dberikan Orangtua tentang Tata Krama, Tutur Bahasa dan Ketrampilan Dasar Kehidupan.
Karena inilah yang menjadi tugas dan kewajiban yang Pertama dan Utama Orangtua terhadap Putra-Putrinya.
Kepada seluruh Rekan Guru, seyogyanya juga melakukan intropeksi diri yang lebih dalam. Terutama dalam merancang Pembelajaran dalam masa Pandemi sekarang ini.
Dalam melakukan Intropensi diri terhadap Pembelajaran adalah salasatunya Guru. Lebih memahami bahan ajar yang akan disampaikan kepada Siswa dalam masa Pandemi Covid–19 ini.
Tanpa bermaksud menggurui, sebaiknya Guru menganalisis dengan cermat Kompetensi Dasar (KD) yang akan diajarkan. Pilah dan Pilih KD tesebut ke dalam Tiga Pembelajaran antara lain : Kemampuan Kognitif/Pengetahuan, Kemampuan Sikap/Karakter dan Kemampuan Ketrampilan.
Hal ini sudah sangat jelas sudah tersurat maupun tersirat dalam Silabus Pembelajaran. Dari Ke-Tiga kemampuan itu fokuskan kemampuan mana yang akan kita ajarkan kepada siswa-siswi kita.
Menurut pemikiran saya pada saat Pandemi ini kita fokuskan pada pembelajaran Kognitif/Pengetahuan. Dan sudah barang tentu kita tidak mengesampingkan kemampuan sikap dan ketrampilan (Porsi kemampuan sikap dan ketrampilan bisa diserahkan kepada Orangtua dalam pembelajarannya. Dengan disertai panduan dari Guru tentang kedua kemampuan tersebut). Dengan fokus pada kemampuan Kognitif/Pengetahuan dalam pembelajan ini PJJ/BdR. Maka Guru dapat berkosentarsi dalam mengajarnya.
Mengapa saya sarankan untuk Fokus pada Pembelajaran kemampuan Kognitif……?
Menurut hasil pengamatan saya, selama ini yang menjadikan Orangtua Stres dan Mengeluh. Karena mereka tidak memahami pengetahuan, apa yang diajarkan kepada anak dirumahnya. Dan memang Orangtua tidak dibekali Ilmu dan Pengetahuan tentang Pembelajaran anak di Sekolah. Dan yang paling fatal, adanya kesalahan Konsep Pengetahuan, sehingga terjadi Mal Pengetahuan.
Mal Pengetahuan adalah Kesalahan Konsep dan Prinsip Pengetahuan yang akan berakibat kesalahan Pemahanan dan Penafsiran terhadap suatu konsep pengetahuan. Sehingga sangat jelaslah pembagian tugas mendidik terhadap anak, antara Orangtua dan Guru dalam masa Pandemi ini. Orangtua dirumah mendidik dan mengajarkan sikap dan ketrampilan. Sedangkan Guru mengajarkan pengetahuan serta panduan mengajarkan sikap dan ketrampilan bagi Orangtua.
Dengan demikian pembelajaran dalam masa Pamdemi akan terasa ringan dan menyenangkan. Orangtua tidak perlu bingung dan Guru-pun akan terasa menyenangkan dalam pembelajaran ini.
Dengan tulisan ini, saya berharap menjadi salasatu bahan renungan bagi Orangtua dan Bapak/Ibu Guru semua.
Dan mari kita berdo’a bersama semoga Pandemi Covid–19, cepat berlalu dari negara kita dan akan kembali seperti sedia kala. Serta saya berharap dengan Pandemi ini, kita akan menuju Dunia Baru yang lebih sejahtera.