Bogor, BEREDUKASI.Com — MENJADI pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Selalu dapat menginspirasi, bermanfaat dan dapat berkontribusi. Dengan segala kemampuan yang dimiliki adalah harapan dari Regita Aldena atau yang akrab disapa “Rere”.
“Saya memiliki motto hidup yaitu setia dengan proses. Sesulit apapun, serumit apapun. Artinya, saya tidak bisa dengan mudah mendapatkan hasil, bila tidak gigih dalam proses. Maka selalu lebih mengutamakan proses dan membentuk proses dengan baik. Agar membuahkan hasil yang baik pula,” jelas gadis kelahiran Bogor, 30 Agustus 1995.
Terbukti dengan terpilihnya sebagai Favorit Putri Dirgantara Indonesia 2017. Juga tercatat menjadi 1st Winner Kumite Karate SBY CUP 2014, 3rd Winner Kumite Karate JACKO CUP 2014, 1st Winner Kumite Karate NARA CUP 2014, 1st Winner Kumite Karate JUNGLELAND CUP 2014, 1st Winner Kumite Karate MANTIRI CUP 2015, Best 50 Campus Sales Plan Guidance Shopee 2016, Delagate Baidu Indonesia to opening International Marketing Competition in China 2016 dan Tourism Ambassador Kabupaten Bogor 2016.
“Saya hobi video creator dan karate. Karena saya sangat menyukai dunia akting. Dan salasatu cara untuk dapat mengekspresikan diri, salasatunya adalah dengan mengisi konten yang bermanfaat. Seperti psikologis, make up dan komedi melalui akun IG dan Youtube.
Sementara itu Karate merupakan kegiatan yang saya lakukan, sejak SD. Bahkan pernah menjadi atlet sewaktu di kampus. Bagi saya, Karate adalah kegiatan yang bagus, untuk menetralkan diri dari energi negatif,” jelasnya.
Selain itu penyuka sayur kangkung dan keju ini. Juga mengatakan bahwa ia menfavoritkan warna biru. Karena sangat menyukai pantai dan memandang langit yang berwarna biru dan hal itu membuat pikirannya menjadi rileks.
“Untuk cita-cita ingin menjadi Pengusaha. Kedepannya juga ingin membentuk “Learning Center”. Untuk masyarakat Indonesia yang akan bekerja. Mengingat jurusan saya berdasar “Human Resource”. Dan saya melihat fenomena pengangguran yang jumlahnya semakin tinggi. Maka salasatu hal yang perlu dipersiapkan, adalah dari segi kualitas SDM. Sebab ingin meningkatkan kualitas SDM, melalui pelatihan terkait “Hardskill” dan “Softskill” yang berguna pada saat di dunia kerja,” jelas lulusan S1 Psikologi di Universitas Gunadarma ini.
Saat ini Rere juga tengah sibuk, menjadi “Stand Guide Reading Corner”. Untuk acara Asian Games 2018, selain itu masih membuat konten video dan aktif organisasi untuk event Karang Taruna dan reuni akbar.
“Disamping itu saya juga menjadi “Freelance” untuk penyuluhan Edukasi Seks bagi anak-anak,” ujarnya
Rere melakukan hal tersebut, secara sukarela dan apabila ada suatu daerah yang membutuhkan bantuan. Dirinya siap untuk memberikan Penyuluhan serta Hipnoterapi.
“Untuk tokoh idola, saya mengidolakan Deddy Corbuzier. Karena pemikirannya yang berbeda dengan kebanyakan orang. Dan sangat tegas dalam memberikan pendapat dan dengan alasan yang sangat konkret. Saya menyukai cara berpandangan dan menilai sesuatu hal dari berbagai sudut pandang,” terang pemiliki tinggi badan 165 cm.
Adik dari Chintia Faradina dan kakak dari Denaldy Ramadian ini. Mengatakan bahwa ia terinspirasi dari keluarganya. Baginya rasa lelah akan terbayar, bila melihat mereka tersenyum bangga, melihat apa yang ia lakukan. Sebab itu ia berusaha untuk selalu melakukan hal sebaik-baiknya. Karena tidak ingin mengecewakan keluarga yang ia cintai.
“Hidup adalah saat saya mampu, untuk dapat melawan keterbatasan yang saya miliki. Mampu memiliki daya juang dan tidak pantang menyerah. Serta tidak memiliki rasa takut pada kegagalan. Yang terpenting adalah saat bisa bermanfaat dan berkontribusi pada lingkungan sekitar,” paparnya.
Rere juga selalu mengingat bahwa setiap kegagalan dan kesulitan. Pasti akan diberikan jalan oleh Allah SWT. Serta selalu meyakini hal tersebut. Bahwa Allah SWT bersama orang yang selalu gigih dalam menjalani proses.
“Saya bukan siapa-siapa, tanpa orang-orang yang selalu mendukung penuh. Dan tanpa henti-hentinya berdo’a untuk saya. Bukan berarti selalu berhasil, melainkan berkali-kali jatuh. Namun tetap berusaha bangkit dan berjuang. Tanpa do’a dan perjuangan Mama dan Papa dalam mendidik. Saya tidak akan menjadi Regita Aldena hari ini,” tandasnya sore itu, dengan penuh semangat. (Tiwi Kasavela)