Lamongan, BEREDUKASI.Com — MENULIS sejak Sekolah Dasar, Sa’adatul Abbadiyah atau yang akrab dipanggil “Sa’ada” akan segera menerbitkan karya pertamanya yaitu Antologi Puisi berjudul “Selendang Merah”.
Saada mengatakan bahwa menulis bukan hanya sebuah proses produktifitas saja. Tetapi sesuatu yang membuatnya bahagia, ketika sedang melakukannya.
“Ketika saya menulis, saya serasa bagai ada di nirwana, bebas meminta apapun tanpa terkecuali. Kebebasan tidak pernah dikekang, sehingga kenikmatan begitu terasa,” terang gadis kelahiran Lamongan, 18 Februari 1998.
Selain menulis, penfavorit warna merah dan penyuka rujak ini, juga berkata bahwa ia hobi dengan travelling. Karena hal tersebut, membuatnya mengetahui dan mempelajari banyak hal di luar sana yang menyenangkan dan bermanfaat.
“Saya mempunyai motto berjuanglah hingga Tuhan Memangilmu, Berjuang tak pernah ada Batas,” terangnya.
Pemilik tinggi badan 150 Cm ini juga, mengungkapkan bahwa kedepannya ia ingin terus meningkatkan kualitas dan menambah kapasitas dirinya.
“Saya juga ingin menjadi seorang Entrepreneur, karena sangat menarik dan menguji kesabaran,” jelas mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris, semester VI di Universitas Islam Darul Ulum Lamongan.
Peraih Juara 3 MSQR Mahasiswa Jawa Timur 2018, Mahasiswa Berprestasi Unisda tahun 2018 dan Peraih Beasiswa PPA Menristekdikti 2018–2019 ini. Tengah sibuk berjualan, berorganisasi, kuliah dan menulis.
“Adapun tokoh idola saya adalah Sutardji Calzoum Bachri, karena setiap sajaknya mengandung makna yang sangat dalam. Dan tidak mudah dipahami banyak orang,” tandasnya.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini, mengungkapkan. Bahwa ia banyak terinspirasi oleh kedua orangtuanya, teman dekat dan organisasi yang ia ikuti.
“Makna hidup menurut saya adalah tentang nama, karena tidak akan ada yang dikenang kecuali nama. Hidup hanya sekali, saya berusaha untuk tidak menyia-nyiakannya. Memanfaatkan kesempatan yang ada di depan mata, karena kita tidak tahu apakah Tuhan akan memberi kehidupan di esok hari atau tidak,” paparnya.
Sa’ada juga mengatakan bahwa ia senantiasa bersemangat karena orangtuanya. Ia ingin menjadi seorang anak yang mampu mengangkat derajat kedua orangtua.
“Saya ingin membuktikan kepada orang-orang yang meremehkan saya dan menyia nyiakan saya. Dengan karya dan prestasi, hidup ini tentang proses, setiap orang punya proses yang berbeda. Jadi jangan pernah menyamakan mereka,” pungkasnya penuh semangat siang itu. (Tiwi Kasavela)