Jakarta, BEREDUKASI.Com — AKTOR Senior Dorman Borisman, sumbangkan Instrumen Musik koleksi pribadinya ke Sanggar Humaniora. Tidak hanya alat musik, juga buku-buku Sastra, Seni, Budaya, Filsafat dan Agama.
Serah terima piranti Musik dan Buku tersebut berlangsung di kediaman Dorman Borisman, di Kelurahan Dukuh, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (25/7/2020).
“Saya berharap Donasi ini dapat memberi manfaat lebih bagi Pendidikan Karakter berbasis Musik. Membangun Karakter, Pola Pikir, serta mengasah Sensitivitas Berkarya,” ulas Dorman Borisman.
Soal Musik, tidak banyak yang tahu bahwa Dorman juga menyintai Seni Musik. Di rumahnya Dorman memiliki berbagai perangkat alat Musik lengkap yang menunjang bakat dan hobinya.
Dari mulai alat musik modern, antara lain Piano, Keyboard, Gitar Akustik dan Elektrik, Mandolin, Ukulele, Biola, hingga alat musik Tradisional Perkusi jenis Gamelan. Antara lain Kendang Rampak, Jimbe, Gong, Gambang serta berbagai peralatan Sound System.
Sebagian dari Koleksi alat-alat musik ini yang dihibahkan Dorman ke Komunitas Seni Sanggar Humaniora, yang didirikan penggiat Sosial, Seniman dan Budayawan, Aktor Eddie Karsito.
Akhir-akhir ini Dorman Borisman memang jarang tampil di layar kaca dan kurang Produktif. Akibat mengalami stroke. Masa pandemic Covid-19 seperti sekarang juga, ikut memengaruhi Produktivitasnya.
Dorman Borisman sempat menjalani terapi dan pengobatan. Kondisinya makin membaik. Walau untuk kebutuhan tertentu kadang harus dibantu kursi roda.
Karena semangatnya, Dorman seakan menampik sakitnya. Bahkan tidak seperti orang sakit. Gurat wajahnya senantiasa terlihat segar dan semangat.
Saat diajak bicara, kerap jiwa altruisnya tersentuh. Ia justru lebih memikirkan orang lain, nasib sesama Seniman. Masih memikirkan apa yang dapat disumbangkan untuk membantu orang lain.
“Seniman harus mengabdi pada kemanusiaan. Dekat dengan realitas sosial,” ujar pendiri Laboratorium Seni Teater Jakarta Timur ini.
Di Industri Perfilman dan Pertelevisian, Aktor Dedikatif ini tidak kurang sudah membintangi lebih dari 45 Judul Film Layar Lebar, serta Ratusan Judul Film Televisi (FTV) dan Serial Sinetron. Karirnya di film layar lebar diawali tahun 1977 lewat film “Suci Sang Primadona” bersama aktris Joice Erna.
Menyusul kemudian keterlibatannya di Film lain, seperti film “Kembang-Kembang Plastik”, “Kugapai Cintamu”, “Binalnya Anak Muda”, “Anak-Anak Buangan”, “Pintar-Pintar Bodoh”, “Gede Rasa”, “Nyai Blorong” dan belasan Film lainnya.
Dorman tetap eksis hingga periode kemunculan Film Televisi (FTV) atau Sinetron (Sinema Elektronik). Ratusan judul sinetron pun telah dibintanginya. Seperti Sinetron bertema pahlawan “Saras 008”, “Tarzan Betawi”, “Fatimah”, “Juleha” dan beberapa Sinetron dengan format FTV (Film Televisi).
Di bawah “payung” Laboratorium Seni Teater Jakarta Timur, Dorman membimbing puluhan anak usia Sekolah Dasar dan Remaja.
“Keberadaan mereka merupakan usia potensial untuk mengenal, menggali dan mengapresiasi Seni Peran sejak dini,” ujar Aktor yang ikut membintangi film layar lebar “9 Naga” garapan Sutradara Rudi Soedjarwo ini.
Tokoh ditektif “Mas Yudis” dalam Sinetron “Saras 008” ini, terus terang mengaku tidak puas terhadap perkembangan Seni Peran dewasa ini. Seni Pdran secara Industri. Bahkan Dorman mengatakan, memang mengalami peningkatan Kuantitas. Namun sebagai Media Ekspresi seperti jalan di tempat.
“Kondisi ini akhirnya berujung pada pertanyaan, tanggung jawab Seni Peran dalam kerangka kebudayaan menjadi urusan siapa….?,” tanyanya.
Kepada para Penggiat Teater Muda, pria kelahiran Jakarta, 5 Februari 1951 ini, berharap bisa lebih mengedepankan Gagasan dan Kreativitas.
“Ketika Seniman dimanfaatkan keadaan, harusnya dia juga dapat memanfaatkan keadaan. Jadi harus menjadi Seniman yang Adiluhung. Dan tidak dilahirkan oleh “Filsafat Perut” yang cenderung mengikuti arus,” pesannya. (Edkar).