Purwakarta, BEREDUKASI.Com — JIKA kita berkunjung untuk berwisata ke Situ Wanayasa Purwakarta. Dari arah Kecamatan Pasawahan, pasti kita akan melewati jalur utama Kecamatan Pondoksalam. Memang sudah banyak orang mengetahui Pondoksalam adalah salasatu daerah, terkenal dengan Sejarah terjadinya pemberontakan Cina Makau pada tahun 1832 M.
Namun sebenarnya dibalik peristiwa bersejarah tersebut, Kecamatan Pondoksalam juga, menyimpan satu Situs Kepurbakalaan.
Situs Purbakala tersebut, bernama Archa Mayangsari. Sebuah batu setinggi berukuran kurang lebih satu setengah meter ini, berasal dari gunung Kencana. Archa tersebut merupakan sebuah batu berbentuk wanita yang sedang duduk bersimpuh.
Penemuan archa ini, berawal dari seorang penggarap kebun yang sedang mengarap kebunnya di gunung Kencana pada tahun 1984 silam. Penggarap kebun tersebut, merasa ada hal yang janggal karena struktur tanah yang keras saat di gali. Kemudian rasa janggal tersebut terjawab sudah, ternyata akibat terjadinya longsor. Dari longsoran tanah tersebut, munculah sebuah batu yang diyakini sebagai Archa.
Warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Pondoksalam. Meyakini Archa tersebut adalah Dewi Mayangsari yang sedang bertapabrata hingga menjadi batu.
“Diyakini Acrha tersebut adalah, murid dari Nyi Roro Kidul yang bernama Dewi Mayangsari,” kata Dahlan Suherlan (54 tahun), mantan pemelihara Archa Mayangsari generasi ke empat. Dahlan juga menjelaskan, selain ditemukan Archa Mayangsari. Disekitarnya juga ditemukan sebuah Mangkuk dan Kodok yang juga terbuat dari batu.
Setelah ditemukan Archa tersebut pada tahun yang sama, warga Desa Tanjungsari. Membawanya untuk diletakkan di perkampungan.
“Direlokasikannya Archa Mayangsari itu, berasal dari pak Januh yang punya ilmu kebathinan,” terangnya.
Selain direlokasi, Archa tersebut juga pernah diteliti oleh Balai Arkeologi. Kini Archa yang telah menjadi dua bagian tersebut. Tergeletak dipertigaan Jl. Desa Tanjungsari dan Jl. Desa Galudra. (Penulis : Wief/Fotografer : Naurid Ilyasa)