By 
TASIKMALAYA, BEREDUKASI.COM — MESKI usia sudah uzur, namun Abah Unen Pengemudi Beca Motor masih bertahan menggeluti profesinya itu. Di usianya yang sudah menginjak 60 tahun lebih, ia tetap mengisi luangnya dengan mengais rejeki menjadi Pengemudi Benong (Beca Motor).
Warga Kampung Babakan, Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya ini. Mengaku merasa bangga menjadi Pengemudi Benong di usiannya yang sudah uzur.
‘Ngaraos reueus Abah teh tiasa usaha kieu. Da teu cape nggangge mesin motor mah (Abah merasa bangga bisa mengisi waktu untuk mencari penghasilan. Dengan menggunakan mesin motor kan tidak cape),’ tutur Abah Unen.
Sebelum memiliki beca bermesin motor, Abah Unen memiliki beca dengan cara dikayuh. Saat itu dirinya harus berjuang keras mengayuh beca di tengah terik matahari. Untuk mengantar penumpang ke tempat tujuannya.
‘Waktos harita mah karaos ripuh pisan. Komo mun jalana nanjak, penumpang salirana gendut teu tiasa dicarioskeun (waktu itu terasa berat sekali. Apalgi saat dapat penumpang yang badannya gendut..susah untuk diceritrakan),’ katanya.
Dari hasil menjadi penarik beca, Abah Unen akhirnya bisa membeli satu unit sepeda motor. Meski sepeda motor yang dibelinya itu tanpa ada surat lengkap.
Untuk pembuatan, memodifikasi motor menjadi beca, Abah Unen harus merogoh uang saku 2,5 juta lebih.
‘Nya pami meser sareng becana mah langkung ti sakitu. Kan Abah mah gaduh nyalira becana tilas kapungkur meser (Kalau dihitung-hitung beli sama becaknya, biayanya lebih dari itu. Untungnya Abah memiliki beca yang dibeli sebelumnya),’ tambahnya lagi.
Setiap hari Abah Unen berangkat ke jalan pukul 8.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB.
‘Lumayan we tambih ngahuleng di bumi. Kan ari tos di jalan mah aya hiburan (Lumayan sambil menikmati suasa di luar ketibang ada di rumah),’ tuturnya.
Abah Unen adalah sosok uzur usia yang tidak menyerah dalam kondisi. Ia tetap berjuang mencari nafkah dengan menjadi seorang pengemudi Benong. (Ombik).
