Singapura, BEREDUKASI.Com — PENGEMBANGAN sistem persinyalan dilakukan PT Len Industri, pertama kali dengan penguasaan teknologi sistem (System Integration) terlebih dahulu. Kemudian pengembangan perangkat utama pengontrol (Electronic Interlocking) dan berikutnya adalah pengembangan perangkat lainnya untuk mensubstitusi perangkat yang masih diproduksi di luar negeri.
Penguasaan teknologi Sistem Persinyalan Kereta Api dilakukan dengan mengoptimalkan ToT (Transfer of Technology) yang didapat sejak 1983.
Ini semua dilakukan dengan cara melibatkan para Insinyur dalam tahap perencanaan, engineering, instalasi, testing dan commissioning sistem persinyalan dari luar berbasis teknologi Electronic Interlocking di Indonesia.
Pada pengembangan pengontrol utama, setelah berhasil mengimplementasikan sistem Informasi. Len generasi pertama berbasis Elektro-Mekanik di Stasiun Tagogapu pada 2001. PT Len Industri, memulai proses pengembangan sistem persinyalan generasi ke-2 berbasis teknologi Electronic Interlocking yang diberi nama “Len Electronic Interlocking”. Pada saat yang sama PT Len Industri juga, mengembangkan lampu Sinyal Kereta Api dengan teknologi LED. Len Electronic Interlocking dikembangkan dengan menggunakan Electronic Programmable Controller yang dikonfigurasi sedemikian rupa. Sehingga memenuhi standar persyaratan Safety pada Electronic Interlocking.
Implementasi pertama Len Electronic Interlocking dilakukan di Stasiun Slawi, Tegal, Jawa Tengah pada tahun 2004 yang diresmikan oleh Menteri Perhubungan pada saat itu. Di samping sistem interlocking, pada saat yang sama juga digunakan produk lampu sinyal PT Len Industri yang berbasis teknologi LED. Selanjutnya PT Len Industri berhasil menerapkan Len Electronic Interlocking di Jalur Utara Pulau Jawa Cirebon-Surabaya sepanjang 433 Km melintasi lebih dari 54 stasiun dengan sistem telekomunikasi Fiber Optic.
Peresmian di Slawi tersebut menjadi tonggak sejarah dimulainya perkembangan produk Persinyalan Kereta Api dalam negeri. Yang diharapkan bisa mengurangi ketergantungan, kepada asing dalam pembangunan sistem persinyalan Kereta Api Indonesia. Baik dalam bidang Kompetensi Engineering, konstruksi dan juga perawatan yang pada ujungnya akan menghemat devisa negara.
Len Electronic Interlocking versi berikutnya yaitu 3rd Generation Len Interlocking System. Dikembangkan dengan menggunakan Programmable Controller yang sudah tersertifikasi internasional Safety Integrated Level 4 (SIL4) CENELEC EN50126, EN50128 dan EN 50129 untuk Railway Application yang menjadi persyaratan wajib untuk mengembangkan implementasi di luar Indonesia.
Selain pengembangan sistem persinyalan berbasis teknologi Electronic Interlocking, PT Len Industri juga, sudah melakukan pengembangan implementasi sistem persinyalan Moving Block berbasis teknologi Train Control. Bekerja sama dengan mitra strategis dari eropa untuk diimplementasikan di Indonesia, Salasatunya pada sistem Perkeretaapian Khusus Automatic People Mover System (APMS) atau Sky Train Bandara Internasional Soekarno-Hatta. (Red)