FeaturedRagam

Tukang Sol Sepatu Juga Merasakan Perkembangan Hidup Di Purwakarta……!

0

Purwakarta, BEREDUKASI.Com — LANGKAH demi langkah menelusuri setiap jalan di sebuah kota yang sering ditemui kalimat “Dangiang Galuh Pakuan” untuk mencari nafkah  dengan berbekal jarum dan benang sol.

Itulah keseharian dari Abah Udin yang sudah 40 tahun, mengais rejeki sebagai tukang sol keliling. Dirinya bercerita profesi itu digeluti sejak usia lajang, sebagai bekal untuk meminang istri tercintanya dahulu.

“Abah jadi tukang sol keliling waktu bujangan, waktu itu abah tidak punya pekerjaan. Pas Abah ingin nikah, untung Abah diajak sama saudara belajar jadi Tukang Sol Sepatu,” tuturnya sambil ngesol sepatu konsumen.

Abah Udin,  berumur 60 tahun asal Kab. Garut itu memulai kancah usahanya di Kabupaten Purwakarta pada masa Bupati Bunyamin.

“Dulu pertamakali Abah keliling di Cipaisan terus menyebar ke daerah Situ Buled dan Gg. Beringin. Pas Abah punya anak pertama, Abah juga pernah hijrah ke Jakarta dan Depok. Tapi balik lagi kesini karena penghasilan Abah lebih banyak di Purwakarta,” ujarnya.

Menurutnya dibandingkan dengan kota lain Kab. Purwakarta lah yang paling aman dan tentram pada konflik Trisakti, Mei 1998 silam.

“Abah balik lagi ke Purwakarta karena di kota Jabodetabek, waktu itu banyak kerusuhan dan mahasiswa berdemo,” kata Udin.

Dari perjalanannya sebagai Tukang Sol Sepatu. Udin menyaksikan kemajuan pembangunan Kab. Purwakarta. Bahkan Udin ikut merasakan omsetnya, ikut berkembang yang membuat dirinya betah menjadi Tukang Sol Sepatu Keliling.

“Abah betah di Purwakarta sekarang sudah banyak pabrik, banyak pengusaha dan aman dari preman rese. Sekarang banyak karyawan dan tempat kos-an yang sering jadi konsumen Abah. Sekarang sehari Abah mendapatkan 4-6 konsumen. Pendapatan Abah sekitar Rp. 40.000,- sampai Rp.50.000,” paling kecilnya,” terangnya.

Udin juga menambahkan kini penghasilannya bisa mencukupi biaya kontrakan. Bahkan efek dari perkembangan zaman, dirinya lebih mudah berkomunikasi dan mengirim uang untuk keluarganya di Garut.

“Abah ngontrak di daerah Rawa Munjul, dekat Pintu Rel Kareta bareng 3 Tukang Sol asal Garut yang lainya. Kalau Abah rasakan sekarang, Abah bisa ngabarin keluarga di Garut dengan HP dan lebih mudah kirim uang dengan rekening,” ulasnya saat itu. (Wief)

admin

Sehari Belajar Di Luar Kelas Di SDN 018 Sukagalih Kota Bandung Tertib Dan Meriah……!

Previous article

Walau Sudah Jadi Pangdam III/Siliwangi, Pintu Masih Terbuka 24 Jam Untuk Basarnas…..!

Next article

You may also like

More in Featured